SURABAYA, Tugujatim.id – Ribuan suporter Persebaya Surabaya menunda unjuk rasa Revolusi (wasit) Sepak Bola Indonesia yang rencananya akan dilakukan di Gedung Negara Grahadi Surabaya dan Kantor PSSI Jatim, Rabu (10/11/2021).
Penundaan aksi tersebut setelah perwakilan suporter Persebaya bertemu dengan jajaran Asprov PSSI Jatim, mereka menyampaikan lima tuntutan dan telah disepakati bersama.
1. Revolusi total sistem sepak bola nasional.
2. Tindak tegas semua wasit sepak bola nasional yang tidak menjunjung tinggi semangat fair play, respect, dan sportivitas.
3. Transparansi dan publikasi hukuman kepada perangkat pertandingan yang dikenai sanksi, terutama pertandingan antara Persebaya Vs Persela Lamongan yang digelar tanggal 21 Oktober 2021.
4. PSSI segera melakukan penguatan sistem untuk membantu kepemimpinan wasit di Liga 1 dengan penambahan teknologi VAR (Video Asisten Wasit) atau penambahan jumlah hakim garis, terutama garis gawang di setiap gawang tim yang bertanding.
5. Bila aspirasi kami tidak didengar dan terjadi kembali kesalahan-kesalahan serupa, kami akan melakukan aksi serentak secara nasional dengan jumlah massa aksi lebih besar, terhitung 14 hari setelah surat ini diserahkan.
Dalam surat kesepakatan yang dibuat di Surabaya 9 November 2021 malam, diterima dan akan diserahkan pada PSSI oleh ketua Asprov PSSI Jatim yang juga menjabat Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh.
Sebelumnya, pendukung klub sepak bola Surabaya itu telah menulis surat yang ditujukan ke Kasat Intelkam, Kepolisian Resort Kota Surabaya untuk melakukan unjuk rasa terkait kinerja wasit dalam pertandangan sepak bola nasional yang belum ada perbaikan.
“Belum ada perbaikan yang mendasar di sepak bola nasional terutama masalah kinerja wasit yang memimpin pertandingan sepak bola nasional,” tulis surat yang ditandatangani oleh Andy Kristiantono itu.
Mereka memberikan contoh saat pertandingan antara klub sepak bola Surabaya melawan klub sepak bola Lamongan Oktober 2021 lalu.
“Salah satunya adalah saat pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan Persela Lamongan yang digelar pada 21 oktober 2021,” lanjut surat tersebut.
Rencananya unjuk rasa dilakukan sekelompok pendukung sepak bola Surabaya yang menamai dirinya Arek Bonek 1927, mereka menganggap kepemimpinan wasit sepak bola Indonesia buruk.
“Bersama ini kami dari Arek Bonek 1927 akan melakukan kegiatan unjuk rasa berkaitan dengan permasalahan buruknya kepemimpinan wasit sepak bola Indonesia,” tegas surat tertanggal 07 November 2021.