MALANG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bakal menunda operasional rumah sakit (RS) lapangan di Malang. Sebab, penundaan RS Lapangan yang mestinya selesai akhir Oktober 2020 itu diambil usai angka kasus konfirmasi positif virus corona di Malang mulai mengalami penurunan.
Merespon hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif mengaku belum tahu perihal penundaan ini. Yang jelas, bicara soal angka kasus di Malang sendiri juga masih ada.
Baca Juga: Taman Nasional Komodo Klaim Pembangunan Proyek Tak Ganggu Habitat Komodo
Berdasarkan data terakhir per Kamis (29/10), ada 8 kasus positif baru, sehingga menambah kumulatif total angka kasus positif di Malang mencapai 2.020 jiwa hingga saat ini. Rinciannya, total 1.798 jiwa dari pasien terpapar, berhasil sembuh. 203 diantaranya meninggal dan 19 orang dalam pantauan.
Oleh sebab itu, kata Husnul, risiko penularan virus di Malang masih rentan terjadi, sekalipun Malang sudah ditetapkan sebagai Zona Orange. Tentu, hal itu masih jadi kewaspadaan bersama.
“Saya rasa RS Lapangan masih perlu dioperasikan, apalagi sekarang sedang masa libur panjang, banyak warga luar kota datang kesini. Angka kasus kita sudah di atas 2000 kasus,” ujarnya dihubungi, Jumat (30/10).
Husnul menambahkan, keberadaan RS Lapangan ini juga berguna untuk membantu penanganan kasus di seluruh kawasan Malang Raya, bahkan juga tidak menutup kemungkinan bagi kota-kota penyangga dekat Malang Raya.
Baca Juga: Lowongan Kerja Jurnalis Tugu Jatim: Surabaya, Tuban-Bojonegoro, Pasuruan
Sebagai informasi, skema awal operasional RS Lapangan ini rencana beroperasi pada 28 Oktober 2020 kemarin. Kesiapan tenaga medis hingga fasilitas RS yang ditempatkan di asrama kebidanan Politeknik Kesehatan Malang ini juga sudah siap. Total ada sebanyak 302 bed disiapkan. (azm/gg)