MALANG, Tugujatim.id – Ngomongin kuliner-kuliner di Kota Malang tak akan pernah ada habisnya jika mencari yang enak, sedap, mengenyangkan, harga murah, bahkan legendaris ya guys! Mulai dari bakso, soto, hingga rujak cingur! Uh selalu menggoda para pencinta kuliner. Salah satunya seperti Rujak Cingur Nusabarong yang berada di Jalan Nusabarong No 8, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ini! Sudah pernah coba nggak sih?
Nah, kali ini Tugu Jatim berkesempatan mengunjungi kuliner Rujak Cingur Nusabarong yang terkenal akan kelezatan rasanya. Tahu nggak? Uniknya, tempat kuliner ini tak pernah sepi diserbu pelanggan lho meski masih pagi.
Eits, jangan berpikir menu yang disajikan hanya rujak cingur saja. Sebab, Rujak Cingur Nusabarong juga menyiapkan menu pelengkap yang suegar, yaitu es kolak mutiara. Jadi, para pengunjung bisa menikmati sedapnya rujak cingur dan diademkan dengan es kolak mutiara yang rasanya endul dan segar!
Rujak Nusabarong ini termasuk salah satu kuliner legendaris di Kota Malang. Sebab, tempat usaha ini sudah berdiri sejak 2005 atau 17 tahun lalu. Meski sempat diterpa pandemi Covid-19, usaha kuliner ini pun tetap eksis dan bertahan hingga sekarang. Kira-kira apa ya resep rahasianya hingga bisa bertahan sampai sekarang?
Pemilik warung Rujak Cingur Nusabarong Muhamad Ghozie menuturkan, para customer yang sering berkunjung adalah pekerja kantoran yang berada di sekitaran warung hingga masyarakat luar kota.
“Karena di sekitar sini juga ada beberapa kantor seperti dinas pemberdayaan perempuan, kantor BRI, SPJH, dan BNI, jadi biasanya mereka makan siangnya ke sini sambil mengisi jam istirahat juga,” tuturnya pada Senin (28/03/2022).
Ghozie melanjutkan, tapi banyak juga pelanggan yang datang dari luar kota yang juga selalu mampir ke kuliner satu ini.
“Pelanggan juga datang dari luar kota. Biasanya mereka udah pesan dulu sebelum ke sini. Ada juga yang pesan dan dikirim ke tempat mereka. Bahkan ada juga yang makan siang dibela-belain ke sini lho,” ungkap ayah tiga anak yang ramah ini.
Untuk seporsi rujak cingur, Ghozie mengatakan, isinya ada sayur, tempe goreng, tahu goreng, cingur sapi, nanas, bengkuang, timun, dan lontong dipotong-potong yang dibaluri bumbu kacang resep rahasia yang dicampur sama petis. Sedangkan seporsi es kolak mutiara yang disajikan cukup simpel, berisi kuah santan, pisang, kolang kaling, singkong, dan tentunya mutiara.
“Pelanggan biasanya macam-macam permintaannya, kami bisa menyajikan sesuai seleranya. Misalkan mau rujak yang puedas pun bisa. Bahkan, kalau mau menikmati semangkuk es kolak mutiara tanpa es pun bisa,” katanya dengan tersenyum.
Kisah di Balik Usaha Rujak Cingur Nusabarong
Sebelum memilih usaha kuliner ini, Ghozie dulu bekerja sebagai driver. Tapi, dia memilih beralih dengan membuka usaha kuliner rujak dengan menu utamanya jagung pada 2005.
Kemudian pada 2008 hingga sekarang, dia bersama almarhum istrinya semasa hidup dulu memilih berpindah tempat jualan di rumah peninggalan orang tua mereka. Siapa sangka, kini usahanya dikenal banyak orang hingga dari luar kota.
Istimewanya, dalam sehari Rujak Cingur Nusabarong ini bisa terjual sebanyak 100 porsi. Dia menjelaskan, itu belum termasuk pesanan dari pelanggan.
“Kalau penjualan dari kami sendiri itu 100 porsi dalam sehari. Tidak termasuk pesanan pelanggan, kami bedakan sama porsi yang disiapkan dalam sehari. Untuk omzet penjualan bisa menghasilkan Rp1,6 juta per hari dari 100 porsi. Kami sudah sangat bersyukur karena sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Untuk jam operasionalnya, usaha kuliner ini buka setiap hari mulai pukul 11.00-14.00, kecuali hari Jumat libur. Artinya, hanya dalam waktu 3 jam saja, 100 lebih rujak cingur habis terjual. Ghozie pun mengakui tidak bisa mengerjakannya sendirian. Dia dibantu teman dari almarhum istri, keponakan, dan anak ketiganya untuk menjalankan usaha ini.
Suasana Kuliner Legendaris
Tempat yang disiapkan untuk para pelanggan pun cukup strategis dengan suasana yang terbuka. Sebab, berada di halaman rumah warisan orang tua yang sudah dijadikan tempat jualan yang memuat 4 keluarga.
“Tapi kalau ramai, pelanggan yang antre bisa-bisa tidak dapat tempat duduk. Suasananya kami bikin terbuka agar pelanggan nyaman. Anginnya langsung dari alam, nggak pake kipas angin atau AC,” ujar Ghozie.
Untuk pengembangan usaha kuliner ini juga di-support anak ketiganya bernama Kholilah Zuhairoh. Dia ingin usaha orang tuanya terus berkembang dan dikenal secara luas.
Zuhairoh, sapaan akrabnya, berinisiatif untuk memasukkan usaha kuliner orang tuanya itu ke aplikasi pesanan makanan atau gofood dan disebar di media sosial yang diberi nama @Rujak Cingur Nusabarong.
“Punya ide untuk ngembangin usaha Bapak sama Almarhumah Ibu. Sebab, semenjak ditinggal ibu juga jadi pengen lanjutin usaha ini. Biar lebih dikenal lagi saya masukkan ke gofood sama ke media sosial juga, ya dari situ banyak juga yang pesan dan laris manis,” katanya.
Mahasiswi Unisma ini pun membagi tips agar usaha tetap bertahan dan disukai, khususnya soal kuliner. Dia mengatakan semua harus mengutamakan rasa, bukan seberapa banyak yang ludes terjual.
“Kalau makanan itu utamakan rasa. Karena sekarang itu kebanyakan yang penting dapat untung, tidak mementingkan rasa. Ini juga yang mungkin menjadi perbedaan Rujak Cingur Nusabarong dengan rujak-rujak yang lain,” beber Zuhairoh.
Karena pelanggannya berbeda-beda, permintaannya juga bermacam-macam. Dia melanjutkan, biasanya pelanggan dari daerah timur, mulai dari Pasuruan, Probolinggo, dan Jember memilih rasa yang sedikit asin. Sedangkan daerah Malang sendiri lebih menyukai rasa yang manis-manis dan sedikit gurih.
Salah satu pelanggan yang selalu berkunjung ke Rujak Cingur Nusabarong bernama Rini mengungkapkan, menu makanan yang disajikan sangatlah pas untuk disantap apalagi di siang hari.
“Di sini saya sangat suka sekali. Itu menunya ada es kolak mutiara dan rujak cingur, rasanya cocok untuk lidah kami yang berdomisili di Kota Malang. Rasanya enak, rasa bumbunya pas, semua pas tidak terlalu pedas. Pokoknya enaklah dan cocok untuk dinikmati saat jam istirahat kerja,” ujarnya.
Perempuan yang juga pegawai di kantor dinas pemberdayaan perempuan ini menambahkan, belum lengkap rasanya kalau ke Malang belum mencoba rujak cingur ini. Selain rasanya enak, harganya juga terjangkau.
“Ini salah satu kuliner Jawa Timur yang khas banget. Campuran di menu ini tidak mengkhianati rasa, menikmati betul. Harganya juga saya rasa terjangkaulah pas dengan porsinya. Kalau belum rasakan rujak cingur dan kolak di sini itu belum ke Malang dong jadinya,” imbuhnya.
Selain sajian rasa yang maknyus dari rujak cingurnya, pelanggan tak usah ragu dengan merogoh kocek dalam-dalam. Sebab, harga sepiring rujak dan es kolak mutiara, Anda cukup mengeluarkan bujet Rp21 ribu.
“Untuk rujak cingurnya Rp16 ribu dan es kolak mutiaranya Rp5 ribu,” ujarnya.
So, gimana mau menunda-nunda untuk mencicipi rujak cingur maknyus ini? Mau makan siang ditemani kuliner dari Kota Malang, langsung saja datang ke Warung Rujak Cingur Nusabarong ini ya! Dijamin ketagihan guys!
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim