BANYUWANGI, Tugujatim.id – Azan Asar baru saja berkumandang saat kami baru tiba di Pendapa Kabupaten Banyuwangi pada Senin (22/11/2021). Sebelum bertemu dengan bupati Banyuwangi, saat itu rombongan kami yang terdiri dari Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana dan CEO Tugu Media Group Irham Thoriq langsung diminta menyantap hidangan rawon yang sudah disajikan. Sedangkan tuan rumah yakni Bupati Banyuwangi Ipuk Feistiandani belum tiba.
Kami diminta makan terlebih dulu karena Ipuk, sapaan akrabnya, sedang puasa sunah hari Senin.
”Setahu saya, beliau rutin puasa Senin-Kamis, jadi kita makan dulu saja,” kata salah seorang kepala dinas yang menemani kami menyantap rawon Bik Atik, salah satu rawon legendaris di Banyuwangi.

Tak lama setelah kami makan rawon, Ipuk tiba. Sekitar satu jam, kami mengobrol dengan perempuan yang lahir di Magelang dan besar di Jakarta ini. Salah satu yang kami perbincangkan adalah soal terobosan dan inovasi yang dilakukan oleh Ipuk.
”Menurut saya, Ibu ini sudah enak jalannya, yakni tinggal melanjutkan yang baik-baik dari sebelumnya,” kata Dr Aqua Dwipayana memulai pembicaraan.
Untuk diketahui, pendahulu Ipuk adalah Bupati Banyuwangi 2 periode Abdullah Azwar Anas, yang tak lain adalah suami dari Ipuk. Dan Ipuk menjelaskan, salah satu yang dia getol lakukan saat ini adalah pelayanan jemput bola. Salah satunya yang dia sebut sebagai Bunga Desa, yakni Bupati Ngantor di Desa. Konsepnya, Ipuk memantau pelayanan di desa tersebut dengan ngantor di kantor kepala desa setempat.
Dalam menjelaskan itu, Ipuk menunjukkan video-video saat dia ngantor di desa. Terlihat juga saat dia mengendarai sepeda motor, lengkap dengan memakai helmnya.
”Saya ke sini untuk mengurus kartu identitas anak (KIA) dan langsung jadi,” kata salah seorang warga yang memberi testimoni dalam video tersebut.
Lalu, kapan program Bunga Desa ini digelar?
”Ini digelar setiap minggu, setiap Rabu,” imbuh Ipuk.

Sampai saat ini, program tersebut sudah jalan 14 kali di 14 desa berbeda. Ketika ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), program ini untuk sementara waktu dialihkan untuk melayani wilayah-wilayah perkebunan yang jauh dari pusat pemerintahan.
Ipuk mengaku senang ketika dia bisa menyapa warganya. Apalagi dia bisa berkomunikasi langsung. Sebagai seorang perempuan, Ipuk terlihat ingin memimpin dengan hati. Tentu saja, dengan sentuhan-sentuhan emosional layaknya seorang perempuan.
”Senang saja ketika bisa bertemu dengan masyarakat,” kata perempuan yang dilantik sebagai bupati pada 26 Februari 2021 ini.

Di tengah-tengah obrolan, Dr Aqua menanyakan apa yang dirasakan saat menjadi bupati.
”Karena saya ini melanjutkan, tentu saja ada beban,” kata Ipuk.
”Terlepas Ibu ini istri Pak Anas. Tapi, siapa pun yang menggantikan Pak Anas mampu mempertahankan saja, menurut saya sudah bagus,” jawab Dr Aqua.
Ipuk juga menjelaskan kalau saat ini dirinya sedang terus mengebut program vaksinasi di Banyuwangi.
”Kami tidak pernah menolak vaksin merek apa pun, tapi kami memang ada kendala yakni luasnya Banyuwangi yang merupakan daerah terluas di Pulau Jawa. Ini tantangan kami untuk menuntaskan vaksinasi,” ucapnya.
Setelah mengobrol kurang lebih satu jam, kami pamit kepada Bupati Banyuwangi Ipuk. Kami juga pamit kepada sejumlah kepala dinas yang menemani Ipuk. Di antaranya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadiskominfo) Kabupaten Banyuwangi Budi Santoso dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Diklat Kabupaten Banyuwangi Nafiul Huda.