Catatan: Sedilut Penting Ngelumpuk

Gigih Mazda

Catatanthe power of silaturahim

Ilustrasi catatan jurnalis. (Foto: Pixabay) gigih mazda
Ilustrasi catatan jurnalis. (Foto: Pixabay)

Oleh: Gigih Mazda*

Tugujatim.id – Sedilut penting ngelumpuk. Sebentar yang penting bisa berkumpul. Mungkin seperti itulah tujuan awal aku menghadiri pertemuan tersebut. Sebentar saja. Meski tak pelak, rencana jagongan itu terbilang mbeleset dari sasaran. Sebab, acara kumpul-kumpul itu gayeng dan berujung ngobrol ngalor-ngidul hingga 6 jam lebih.

Siang itu, awal bulan Mei di penghujung bulan Ramadan, aku memacu motor dengan buru-buru untuk menembus arus lalu lintas berjarak kurang lebih 30km dari rumah di Turen, Kabupaten Malang menuju lokasi warung kopi di kawasan Jalan Bendungan Sigura-gura, Kota Malang. Segera aku berusaha memasukkan persneling gigi tertinggi dan memutar knop gas motorku lebar-lebar. Awan kelabu bergelayut, aku harus cepat sampai di lokasi sebelum butiran air di langit itu jatuh ke bumi. Tujuannya satu, untuk berjumpa dengan kawan-kawan organisasi seprofesi yang kerap sulit ketemu karena kesibukan masing-masing.

Ya, jarang sekali untuk mendapat kesempatan berkumpul dengan jumlah anggota begitu banyak. Terlebih anggota cukup banyak yang tersebar di luar Malang. Ramadan saat itu adalah waktu yang tepat untuk agenda silaturahim, ngelumpuk, ketemu, atau kopdar. Terserah agenda itu disebut apa. Namun, tentu saja rasanya tak afdal jika tak ada sesi diskusi, diskusi resmi, diskusi serius, diskusi untuk membahas dunia kejurnalistikan ini.

Isu doxing yang tengah hangat kala itu yang diambil jadi topik utama. Mengingat beberapa waktu sebelumnya, dua jurnalis dari media asal Malang, Nusa Daily, menjadi korban doxing kala data-data pribadinya diunggah ke ranah publik hingga mereka menerima banyak teror. Selain COO Nusa Daily Bagus Ary Wicaksono, Akademisi Unisma Fahrudin Andriyansyah, serta dan pakar dunia digital dari Safenet Anton Muhajir juga hadir dalam agenda diskusi itu. Meski dua di antaranya harus hadir secara virtual saja.

Aku memarkir motorku depan warung, saat itu kusadari kala menengadah ke atas, mentari sore menyengat. tak ada awan mendung atau tanda-tanda akan hujan. Tahu begitu aku santai saja tadi memacu motor, pikirku. Aku pun memasuki kedai, Pak Ketua, Pak Sekretaris, dan beberapa rekan sudah berada di lokasi, sibuk menyetting diskusi yang digelar secara hibrida itu, daring dan luring. Terlebih, pandemi juga membuat kapasitas kafe dibatasi.

Ga pesen ngombe sik, geh?” ujar kawanku seusai aku menyapa mereka di dalam. Tak pesan minum terlebih dahulu, Gih?

Saat itu jam masih menunjukkan sekitar pukul 15.30, waktu azan magrib dan berbuka puasa tentu masih jauh dari itu. Aku tertawa kecil, meski tak puasa, paling tidak aku menghargai mereka yang tengah beribadah.

Diskusi doxing dimulai, diskusi doxing selesai, diskusi pun diakhiri dengan buka bersama. Banyak rekan semakin berdatangan, menyempatkan waktu berkumpul meski beberapa sibuk liputan, mengedit berita, atau berlibur bersama keluarga di pantai. Waktu berbuka, semua datang. Entah berapa, mungkin belasan.

Sudah Pamit Tapi Tak Kunjung Beranjak Pergi

Selepas makan bersama, aku sebenarnya ingin segera pamit. Tapi tak terasa, setelah teman-teman meminum kopi, ngobrol pun jadi ke mana-mana, banyak topik, banyak isu. Mulai bahas kondisi kantor media, tantangan media, pengembangan YouTuber, hingga akhir kisah KPK. Ajang tersebut lebih tepat disebut acara silaturahmi, tak ada tema khusus, yang penting ngumpul-ngumpul agar lebih akrab.

Hari semakin gelap, aku pun memohon izin untuk undur diri terlebih dahulu dengan alasan rumah yang jauh. Tapi sepertinya itu percuma. Karena meski sudah izin, ternyata obrolan masih berlanjut. Pantat seakan masih menempel terus di bangku kayu kedai kopi. Bahkan setelah mengenakan jaket, memakai sarung tangan, menyiapkan kunci motor, diskusi tetap saja berlanjut. Bahkan setelah aku berdiri dari bangku untuk pamit, aku kembali duduk. Kawan-kawan terus berdatangan, diskusi semakin meluas.

“Jare pamit, kok ga mulih-mulih?” Tadi sudah pamit, kok belum pulang-pulang juga, begitu olok seorang kawan. Tapi aku tetap saja duduk, mengikuti alur acara sampai waktu yang tak bisa ditentukan. Entah waktu itu sampai jam berapa. Jam 21.00 atau pukul 22.00 atau bahkan lebih. Yang jelas, pada ujungnya, kala itu aku memang pamit terlebih dahulu. Berterima kasih pada rekan-rekan dan berharap berjumpa di kegiatan besar lain. Paling tidak, meski sebentar atau jarang dilakukan, kualitas pertemuanlah yang mungkin dinilai menjadi hal yang positif. .

 

*Penulis adalah editor di portal media Tugujatim.id, Tugu Media Group

 

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...