Oleh : Shodiq Syarif*
Tugujatim.id – Selasa (23/11/2021) pekan lalu, saya mendapat keberuntungan luar biasa. Yakni, bertemu dengan sahabat lama, sekaligus pakar komunikasi dan motivator nasional, Dr Aqua Dwipayana, MIKom. Hari itu, Mas Aqua, panggilan karibnya, bersama CEO Tugu Media Group (yang membawahi Tugumalang.id dan Tugujatim.id) Irham Thoriq.
Mereka kebetulan sedang road show ke wilayah timur, mulai Banyuwangi, Jember, Lumajang, dan beberapa daerah lainnya. Intinya, menjalin silaturahim ke berbagai pihak, termasuk pejabat, pimpinan perguruan tinggi, hingga menyapa kawan-kawan lamannya yang sudah lama tidak bersua.
Saya mengenal Mas Aqua ketika sama-sama menjadi wartawan Jawa Pos era 1980-an. Dia bergabung di Jawa Pos Biro Malang, sambil kuliah di jurusan ilmu komunikasi Unmuh Malang. Sedangkan saya di Biro Jember, sambil kuliah di FISIP Unej. Di awal perkenalannya saat itu, Mas Aqua memang sudah terkesan familiar dengan siapa saja yang ditemui, mudah akrab, dan rendah hati. Tentu saja, saat itu belum setenar sekarang, sehingga dianggap biasa-biasa saja oleh sesama kawan Jawa Pos.
Saya lupa, sempat bertahan berapa tahun di Koran harian terbesar Jawa Timur itu. Setelah lama “menghilang”, tiba-tiba awal tahun 2000-an muncul lagi di acara pertemuan kawan-kawan Jawa Pos terbatas, khususnya yang menjelang pansiun. Saat itu bersama Mas Agus Mustofa, penulis buku Tasawuf Modern yang cukup populer itu, keduanya diminta menceritakan pengalamannya bagaimana menjalani hidup pasca pensiun dari Jawa Pos.
Memang, saat itu banyak kawan-kawan yang khawatir terjangkit power syndrome setelah tidak jadi wartawan di media sebesar Jawa Pos. Dan, itu mungkin dialami oleh kebanyakan pejabat yang hendak pensiun dari posisinya yang dirasa sudah mapan. Umumnya, kalangan wartawan itu merasa nyaman ketika masih jaya dan perkasa, sehingga lupa masa depannya sendiri.
Mereka suka dan menikmati keberhasilan seseorang, baik pejabat, pengusaha, penguasa, dan profesi lain, dengan menulisnya sebagai profil menarik untuk dibaca. Tetapi, terlena dengan persiapan nasib dan masa depannya sendiri, sehingga tidak jarang “nelangsa” ketika purna tugas.
Nah, dari pengalaman itulah rupanya jajaran petinggi redaksi Jawa Pos perlu mendatangkan mantan-mantannya yang lebih dulu “pensiun dini” dan (ternyata berhasil) di bidang lain. Bahkan posisinya lebih baik (dibanding) ketika masih di Jawa Pos. Tujuannya agar berbagai pengalaman perjalanan hidupnya agar menjadi inspirasi bagi calon-calon pansiunan Jawa Pos.
Salah satunya, ya Mas Aqua ini. Dengan modal senyum yang ikhlas, kerja cerdas, kerja keras, kerendahan hati, rajin menjalin silaturahim, mampu “menyulap” dirinya. Sekaligus bisa “menyalip” (melewati) para seniornya di Jawa Pos dan media lain menjadi profesional handal di bidang motivasi dan kumunikasi. Bahkan, kini Mas Aqua telah menjadi “referensi penting” banyak kalangan, khususnya di lingkungan TNI dan Polri dalam meningkatkan kinerja dan gairah kerja.
Tak heran, kini ayah dua anak kelahiran Padang, Sumbar, tapi besar di Medan dan Jawa ini, sangat popular di kalangan instansi petinggi TNI dan Polri. Hampir setiap hari waktunya tak pernah senggang untuk keliling dari instansi satu ke instansi, baik di lingkungan TNI/Polri, perusahaan, lingkungan pendidikan, kesehatan, bahkan hampir merasa di seluruh pemerimntah maupun swasta.
Mengikuti jejak langkah Mas Aqua, meski hanya sehari, ternyata sangat menyenangkan. Betapa tidak, untuk menembus jaringan para tokoh dan pejabat penting di daerah tidak sesulit yang biasanya dilakukan dilakukan orang biasa. Wartawan, sekalipun. Dari penginapan Myotel, Jl Karimata, (dekat kampus Unmuh), didampingi CEO Tugu Media Group, Mas Irham Thoriq, kami langsung meluncur ke markas Sundenpom Jember.
Di sana kami disambut hangat oleh Dansubdenpom, Kapten Cpm Satria. Beliau sangat senang dan merasa tersanjung mendapat kunjungan motivator nasional yang berdomisili di Bogor itu.
“Sungguh, tak menyangka kami bisa dikunjungi Pak Aqua ini. Dulu saya bisa melihat dan mendengar ceramahnya dari jauh bersama ratusan prajurit, di Magelang,” katanya, penuh bahagia.
Hanya sekiar setengah jam di Subdenpom Jember, Mas Aqua (dengan pengawalan mobil CPM Jember), meluncur ke Makodim 0824/Jember. Di sana ternyata sudah ditunggu Dandim Letkol La Ode M Nurdin beserta staf. Bahkan sudah ada sejumlah wartawan yang ikut nimbrung dalam silaturahim tersebut.
Dari gaya percakapannya, kedua sahabat ini rupanya memang cukup lama dan kenal dan bersahabat karib. Banyak joke-joke segar yang disampaikan kedua tokoh ini, sehingga suasa pertemuan tidak terkesan kaku meski di markas tentara.
Dari pertemuan yang singkat itu, ternyata Dandim La Ode adalak sosok yang sagat familiar juga, seperti halnya Mas Aqua. Bahkan Mas La Ode (begitu Mas Aqua memanggilnya) sudah siap menyambungkan dengan sejumlah tokoh penting yang hendak disilaturahimihi Mas Aqua.
Begitu ditanya ingin ketemu siapa di Jember, La Ode langsung mengontak Bupati Jember, Hendy Siswato, Rektor Unej Dr Iwan Taruna, Rentor Unmuh Dr Hanafi, Rektot UIN Khas Jember, Prof Babun Suharto, dan Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin SIK MH.
Tentu saja, dengan banyaknya para pejabat penting yang dihubungi Dandim La Ode tersebut, Mas Aqua harus pintar membagi waktu. Sebab, sore harinya harus meluncur ke Lumajang, dilanjutkan malamnya ke Surabaya. Tentu saja kaitannya dengan kegemarannya menjalin silaturahim. Yang agak lama memang di Mapolres Jember, karena Mas Aqua masih menyempatkan menunaikan salat berjamaah zuhur di Masjid Polres Jember.
Seperti halnya di banyak tempat, Mas Aqua juga disambut hangat dan penuh kekeluargaan oleh jajaran Polres Jember. Pembiacaraan pun melebar kemana-mana, terutama mengenang masa lama.
Hal sama juga saat mengunjungi kampus terbesar Jember, yakni Universitas Jember (Unej). Rektor Dr Iwan Taruna merasa tersanjung dengan kehadiran pakar komunikasi yang sangat energik ini. Banyak sharing pengalaman antara Mas Aqua dengan rektor yang baru dua tahun menjabat ini.
Rektor Iwan Taruna juga berharap suatu saat Mas Aqua bisa ngisi dan memberi motivasi dosen dan karyawannya yang mencapai seribuan orang lebih.
“Insyaallah. Kami masih mencari momen dan waktu yang tepat,” ujarnya. Hal sama juga disampaikan oleh Rektor Unmuh Jember, Dr Hanafi.
Yang tak kalah gayengnya, ketika merapat di rumah dinas Dandim La Ode. Di sana sudah berkumpul Rektor UIN Khas Jember, Prof Babun Suharto, Direktur RSD Balung, Jember, dr Andre Kusuma, SpBS dan beberapa tamu lainnya. Hampir dua jam di rumah dinas La Ode, menghasilkan berkah luar biasa.
Yakni, kesediaan Prof Babun untuk mengumpulkan sekitar 500 dosen dan karyawannya, Senin-Selasa (6-7/12/2021) besoknya. Demikian juga dua hari berikutnya, dr Andre Kusuma juga siap mengumpulkan ratusan staf dan karyawannya. Tujuannya tak lain untuk dimotivasi kinerjanya sehingga menjadi lebih semangat dan produktif.
Berapa biaya yang diperlukan untuk menghadirkan para komunikasi dan motivator nasional ini? Ternyata tidak seberat yang dibayangkan. Cukup membeli dua buku karya Mas Aqua seharga masing-masing Rp 125.000, plus tiket peswat dan penginapan selama di Jember saja.
Ini berbeda jika Mas Aqua diminta mengisi di tempat-tempat komersial, seperti BUMN dan sejenisnya. Biasanya per dua jam bisa menembus nominal Rp 60 juta per dua jam.
“Ini kegiatan sosial dan bernuansa ibadah. Hasil pembelian buku tersebut juga kembali untuk kegiatan amal,” tutur Mas Aqua, dengan rendah hati.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah betapa penting dan mahalnya nilai silaturahim untuk kita lakukan dengan siapa saja. Dan, itu perlu ilmu serta pengalaman yang tidak singkat. Mas Aqua sudah membuktikan dengan kemampuan silaturahim yang dilakukannya membawa berkah luar biasa. Bukan saja pertemanan dunia, tapi juga bisa menjadi bekal investasi akhirat. Tentu saja, semua itu harus dilakukan dengan ikhlas dan ketulusan luar biasa pula. Semoga.