JEMBER, Tugujatim.id – Pertunjukan transportasi bertenaga sapi atau dikenal dengan pegon, menjadi agenda tahunan yang berlangsung di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Kali ini, Parade Pegon 2024 berlangsung meriah dengan ratusan pasang sapi berikut pegon yang ditarik memadati Pantai Watu Ulo.
Selain itu, pada perayaan Parade Pegon 2024, turut dimeriahkan oleh ratusan penari yang memainkan aksinya di tepi Pantai Watu Ulo pada Minggu (21/4/2024).
Pegon merupakan moda transportasi barang tradisional, keberadaannya semakin berkurang seiring modernitas yang terjadi saat ini. Setidaknya, Festival Pegon yang berangkat dari sebuah tradisi pada tahun 1989, menjadi upaya untuk mempertahankan eksistensinya.
Parade Pegon 2024 dimulai sekitar pukul 07.00 WIB, setelah puluhan tukang pegon berkumpul di Balai Desa Sumberjo, Kecamatan Ambulu, sebelum memulai pawai. Selanjutnya, puluhan pegon yang dikendarai pemiliknya tersebut diarak secara beriringan, sejauh enam kilometer ke arah selatan menuju Pantai Watu Ulo.
Sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan pegon dan sapi yang penuh hiasan cantik dan menarik tersebut, tiba di Pantai Watu Ulo dan dilanjutkan dengan beberapa kegiatan, seperti ritual memandikan sapi, hingga pertunjukan tari-tarian.
Pada pagelaran tahun ini, turut hadir Ir. H. Hendy Siswanto, ST, IPU., ASEAN Eng., selaku Bupati Jember, bersama dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jember, yang ikut serta menyemarakkan Parade Pegon.
Di tepi pantai, terlihat gunungan berisi ketupat, buah, dan sayur-sayuran, yang kemudian direbut oleh masyarakat yang hadir, menjadi pertanda berakhirnya Parade Pegon 2024. Menurut Hendy Setiawan, pagelaran pegon tersebut merupakan tradisi yang diwariskan dari dahulu kala.
“Tradisi tahunan dari warga di pantai selatan Jember, khususnya tujuh hari setelah Lebaran Idulfitri, Festival Pegon dan Festival Budaya ini sudah diwariskan secara turun temurun,” ujar Bupati Hendy.
Selain itu, pagelaran tersebut merupakan bentuk syukur, mulai dari nelayan, petani, hingga peternak, atas hasil yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Bentuk rasa syukur tersebut disimbolkan melalui gunungan dengan segala hasil yang telah diperoleh.
“Rasa syukur diwujudkan dengan gunungan-gunungan dan sajian yang disediakan kepada masyarakat dan adanya pegon merupakan bentuk usaha peternakan,” jelas Bupati Hendy.
Reporter: Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko