MALANG, Tugujatim.id – Sebagai upaya penyetaraan dan pemerataan kesehatan olahraga pada disabilitas, sekelompok mahasiswa Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) merancang program bernama Semasa.
Semasa merupakan program Senam Bersama Disabilitas yang diikuti oleh para penyandang disabilitas dari Waroeng Inklusi. Kegiatan berlangsung di Alun-alun Kota Malang, Jawa Timur ,pada Kamis, (16/11/2023).
Senam bersama itu dihadiri oleh 30 orang penyandang disabilitas, terdiri dari 23 laki-laki dan tujuh perempuan, juga sembilan mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat UM.
Kemudian juga ada dosen pembimbing, Mika Vernicia Humairo SKM MPH, Ketua Yayasan Waroeng Inklusi, Afifah, dan beberapa pendamping atau orang tua para peserta senam.
Rangkaian kegiatan Semasa berlangsung selama 60 menit, meliputi pemanasan, senam inti, senam pendinginan, dan fun game. Kegiatan ini dilakukan mulai pukul 16.00 hingga 17.00 WIB.
“Senam yang kami gunakan adalah Senam Ceria ABK. Selain karena musiknya yang ceria, senam tersebut memiliki instruksi yang jelas sehingga mudah diikuti oleh para peserta. Karena antusiasme peserta senam yang tinggi kami pun menambahkan satu senam lain yaitu senam maumere sesuai dengan permintaan mereka,” ujar Mika Vernicia Humairo.
Rangkaian senam ini dipimpin oleh tiga mahasiswa dan dibantu Ketua Yayasan Waroeng Inklusi untuk mengkoordinir dan meningkatkan semangat dari para peserta senam.
Kegiatan dilanjutkan dengan fun game, peserta dibagi menjadi lima barisan dan melakukan estafet karet menggunakan sedotan seperti yang telah dicontohkan oleh panitia.
Tujuan dari fun game yaitu untuk meningkatkan kemampuan bergerak serta kemampuan dalam menjaga keseimbangan saat berdiri ataupun bergerak, meningkatkan keterampilan motorik kasar dan halus, meningkatkan suasana hati para disabilitas, mendorong interaksi sosial para peserta, dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
“Dimulai dari kedatangan peserta hingga kegiatan berakhir, mereka sangat ramah dan aktif mengajak panitia untuk mengobrol dan bermain bersama, senyuman yang terbentuk di wajah mereka sangat manis dan hangat sehingga komunikasi antara kami pun berjalan dengan baik,” ujarnya.
Kata dia, tingginya antusiasme mereka memberikan kepuasan tersendiri bagi panitia atas lancarnya kegiatan Semasa yang telah terselenggarakan. Dengan adanya kegiatan Semasa ini diharapkan tidak ada lagi diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas, karena sejatinya semua manusia di bumi setara dan memiliki kesamaan hak baik untuk hidup sehat maupun hidup bahagia.
Disabilitas sendiri berasal dari kata disability yang berarti keterbatasan secara fisik, intelektual, mental, atau sensorik yang dapat mengakibatkan hambatan atau ketidakmampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Disabilitas dapat dialami seseorang secara sebagian maupun seluruh tubuh yang merupakan akibat dari faktor genetik, akibat penyakit seperti stroke, lumpuh bagian tubuh tertentu seperti cerebral palsy, bisa juga akibat cedera atau kecelakaan yang dapat menyebabkan amputasi, masalah kesehatan mental, dan lain sebagainya.
Kata dia, hal tak terhindarkan yang pasti akan dialami oleh penyandang disabilitas adalah adanya sikap diskriminasi dari orang lain yang disebabkan karena rendahnya pengetahuan, empati, dan tingginya ego dengan anggapan dirinya lebih sempurna sehingga merendahkan orang lain.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, jumlah penyandang disabilitas menurut kecamatan dan jenis disabilitas mencapai jumlah total sebanyak 642 jiwa pada 2019, sebanyak 2.669 juta jiwa pada 2020, dan sebanyak 2.638 juta jiwa pada 2021. Jumlah tersebut mencakup tujuh jenis disabilitas yaitu tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa, tuna grahita, tuna laras, dan tuna ganda atau kombinasi.
Sedangkan di Kabupaten Malang sendiri mencapai 7.686 jiwa pada 2018, dengan cakupan empat jenis disabilitas yaitu tuna daksa, tuna rungu, cacat mental, dan tuna netra.
“Hal inilah yang mendasari kami untuk menjalin kerja sama dengan Waroeng Inklusi dengan tujuan mencapai kesetaraan terutama di bidang kesehatan olahraga pada disabilitas,” pungkasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti