MOJOKERTO, Tugujatim.id – Meski terkesan mengandung unsur mistis, nama Pasar Keramat bukan berarti tempat jual beli yang horor. Nama pasar yang mengusung konsep pasar zaman dulu itu diambil dari nama dusun Kramatjetak, Warugunung, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.
Pasar yang berlokasi di Wonokerto, Warugunung, Pacet, itu menawarkan nuansa nostalgia zaman klasik. Uniknya, pasar yang berada di hutan bambu seluas 1,2 hektar itu hanya dibuka dua minggu sekali. Bila buka hari ini, Minggu (19/2/2023), maka selanjutnya akan dibuka pada Minggu (5/3/2023) selanjutnya.
Pengujung yang hadir tak hanya berasal dari daerah Mojokerto saja, melainkan dari berbagai daerah di Jawa Timur. Umumnya pengunjung datang untuk menikmati aneka makanan tradisional hingga membeli aksesoris dari daun (ecoprint).
Pamong Pasar Keramat, Budi Harso bercerita awal mula perintisan pasar tersebut pada 2019 lalu terinspirasi dari pasar Papringan di Temanggung, Jawa Tengah. Ia merasa konsep tersebut perlu diadopsi.
“Dulunya tempat ini adalah tempat pembuangan sampah warga dan dianggap angker. Setelah melihat potensi dan manfaat dari hutan bambu di lokasi, selanjutnya dilakukan rembukan bersama teman-teman untuk membuat sebuah pasar. Kami sempat ke Papringan dan pengrajin bambu untuk belajar mengenai anyaman bambu. Dari semua tempat yang dipelajari itu akhirnya diputuskan untuk dibuat pasar yang nantinya juga akan dibuat home stay, home industri, dan kampung Jawa,” jelasnya.
Budi menambahkan, awalnya masyarakat kurang merespons adanya tempat baru itu. Namun seiring bertambahnya waktu, lewat sosialisasi yang masif, masyarakat mulai ikut meramaikan.
Anggota Yayasan Bambu Lestari, Sahlan Junaedi mengatakan bahwa Pasar Keramat sudah melaksanakan empat kali gelaran dan rata-rata pengunjungnya antara 1.500 hingga 4.000 orang, Pasar ini dibuka pada pasaran Kliwon dan Wage.
“Pasar ini sebuah terobosan untuk masyarakat dan harapannya nanti masyarakat lebih merdeka untuk menentukan nasib mereka sendiri. Kami sebagai kelompok masyarakat hanya sebuah sub kontrol dan membantu untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dan berharap semua masyarakat sadar untuk menjaga ekosistemnya,” ujarnya.