PASURUAN, Tugujatim.id – Aktivitas vulkanik Gunung Bromo mengalami peningkatan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status level dua atau waspada di kawasan Gunung Bromo.
Dalam rilis resmi Kementrian ESDM lewat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dinyatakan peningkatan aktivitas terpantau sejak Jumat (03/2/2023) lalu.
Berdasarkan pengamatan visual Petugas Pos Pengamatan Gunung Bromo di Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, muncul sinar api dari dalam kawah Gunung Bromo sekitar pukul 21.14 WIB.
“Terdengar suara gemuruh dan juga bau belerang yang tercium kuat dari bibir kawah,” ujar Subkoordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki, pada Sabtu (4/2/2023).
Selain itu, selama satu minggu teramati muncul asap putih tebal dari kawah dengan ketingian 50-900 meter dari puncak. Vegetasi tanaman di sisi timur kawah terlihat mengering berwarna kuning akibat terpapar panas asap kawah Gunung Bromo.
PVMBG juga merekam terjadinya beberapa kali gempa vulkanik dangkal getaran rendah dengan amplitudo 0.5 – 1 mm. “Hal ini menunjukkan adanya proses fluktuasi tekanan di dalam Gunung Bromo yang disertai dengan aliran fluida panas atau batuan cair ke permukaan,” jelasnya.
Basuki menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan aktivitas Gunung Bromo tersebut, maka sejak Sabtu (4/2/2023) hingga saat ini, PVMBG menetapkan status level dua alias waspada.
Menurutnya, ada beberapa potensi bahaya yang muncul akibat peningkatan aktivitas kawah Gunung Bromo yang diwaspadai. Di antaranya terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik hingga muntahan material erupsi berupa abu dan lontaran batu pijar.
“Masyarakat maupun wisatawan sekitar Gunung Bromo diminta tidak memasuki area kawah dengan radius 1 Km,” imbaunya.
Selain itu, warga dan wisatawan juga diimbau agar selalu mewaspadai terjadinya letusan freatik atau letusan uap yang bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa diikui gejala vulkanis yang jelas.