SURABAYA, Tugujatim.id – Dampak El Nino masih dirasakan di beberapa wilayah di Jawa Timur. Musim kemarau panjang berimbas kepada status darurat kekeringan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, saat ini dari 22 daerah, tinggal 9 kab/kota yang berstatus tanggap darurat kekeringan.
“Untuk kering kritis saat ini masih sama 22 titik, belum ada perubahan. Untuk detail masih ada sembilan yang tanggap darurat kekeringan, sisanya siaga darurat,” katanya pada Senin (09/10/2023).
Gatot mengungkapkan, sembilan daerah yang berstatus tanggap darurat di antaranya adalah Nganjuk, Pasuruan, Mojokerto, Lumajang, dan Jember.
Sementara itu, 22 wilayah yang masuk dalam kering kritis masih sama yaitu Kediri, Tuban, Bojonegoro, Ponorogo, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Gresik, Mojokerto, Lamongan, Pasuruan, dan Malang. Selain itu, juga Probolinggo, Pacitan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Situbondo, Bondowoso, Jember, hingga Sumenep.
Untuk mengatasi kekeringan dan krisis air, BPBD Jatim memastikan bahwa dropping atau pengiriman air sampai saat ini masih terus berjalan.
“Dropping air masih jalan, tapi alhamdulillah support dari lembaga yang membantu kekurangan air meningkat. Karena banyak yang sudah gerak termasuk dari TNI, Polri, dan PU juga ikut andil pendistribusian air,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan jika skema distribusi air, masyarakat bisa mengajukan melalui BPBD setempat. Jika BPBD daerah mengalami kewalahan, maka BPBD provinsi akan turun tangan men-dropping air.
“Pengajuan dropping air ke wilayah kab/kota ke BPBD setempat. Nanti seandainya kekurangan, BPBD kab/kota akan menghubungi provinsi. Kami akan support, bahkan BNPB juga akan support,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati