SURABAYA, Tugujatim.id – Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku kaget lantaran Surabaya tidak masuk dalam Smart City Index (SCI) 2023 versi IMD World Competitiveness Center. Ada 141 kota di dunia yang dinilai, di Indonesia sendiri terdapat tiga kota yang masuk dalam Smart City Index 2023. Yaitu, Jakarta, Medan, Makassar, sedangkan Surabaya tidak termasuk.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku selama ini Pemerintah Kota Surabaya tidak pernah mendapat sosialisasi dari tim penilai Smart City Index 2023.
“Kami juga nggak tahu yang dinilai apa. Nggak pernah turun untuk menanyakan di sini. Makanya Pak Erick kaget juga kan,” katanya kepada awak media pada Sabtu (27/05/2023).
Also Read
Sebelumnya, Kota Surabaya masuk dalam jajaran Kota Pintar melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi bersama Jakarta dan Bandung. Namun, berbeda dengan versi IMD kali ini.
Dia mengaca pada pemerintah daerah yang menerima penghargaan penanganan stunting terbaik di Indonesia, Surabaya pun tidak masuk.
“Surabaya masih ingat pada waktu stunting. Surabaya tidak masuk, wilayah lain yang masuk. ‘Oh stunting pelayanannya terbaik’, tapi setelah masuk stunting terendah kaget semua dan datang ke Surabaya lho ini harusnya lebih baik dari sana,” ucap Eri.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa mendapat pengakuan sebagai Smart City Index 2023 bukan menjadi tujuan utamanya. Sebab, yang menjadi tujuannya adalah mempercepat pelayanan publik dengan sistem digitalisasi.
“Tapi buat saya, mau masuk SCI atau tidak bukan tujuan hidup saya. Tujuan saya adalah ketika menjadi Walkot bisa melaksanakan dan membahagiakan warga Surabaya menggunakan digitalisasi. Sehingga memotong mata rantai, kedua mempercepat pelayanan publik,” ungkapnya.
Menurut pria yang akrab disapa Cak Eri ini, setiap lembaga memiliki sistem penilaian yang berbeda-beda. Termasuk antara Kominfo RI dan IMD World Competitiveness Center.
“Selalu saya katakan, bukan tujuan utama diakui Smart City atau tidak, tapi biarkan waktu yang berjalan. Wong seng nilai mau surveinya di Surabaya, Makassar, sama saja Surabaya dan Bandung masuk. Tapi bukan apakah kita harus bertanya masuk atau tidak, tapi biarlah itu berjalan dan dilihat nanti. Surabaya sudah smart city. Kami sudah berjalan, biarlah nanti orang yang menilai. Kominfo juga sudah menilai. Tapi, ketika ada pihak luar negeri kami tidak tahu, tergantung,” jelasnya.
Eri juga mengatakan, Pemkot Surabaya turut bangga bila kota lain yang mendapat predikat Smart City.
“Tapi bagi saya, biarlah semua daerah bergantian menunjukkan Indonesia semuanya Smart City. Kami tidak ingin menunjukkan persaingan, tapi bagaimana bisa saling support dan jadi kebanggaan juga,” ujarnya.