SURABAYA, Tugujatim.id – Ciputra Film Festival (CFF) pada tahun selanjutkan bakal dijadikan sebagai proyek nasional yang lebih megah dari segi pelaksanaan. Hal itu disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Ciputra (Fikom UC) Surabaya, Burhan Bungin.
“Jadi, sebenarnya ini sudah skala nasional. Maksudnya, ke depan akan kita tingkatkan lagi kualitas pelaksanaannya sehingga betul-betul menjadi sebuah event nasional,” kata Burhan Bungin, pada Sabtu (3/6/2023).
Burhan mengatakan bahwa untuk membuat penyelenggaraan CFF semakin megah dan dikenal banyak orang, maka pihaknya akan meningkatkan keikutsertaan peserta, dewan juri, serta guest star ternama.
“Sekarang sudah lebih baik dari tahun kemarin, pesertanya juga lebih banyak tapi kami pimpinan tidak puas kalau sampai di sini saja. Kita ingin lebih besar lagi supaya CFF betul-betul dilirik orang secara nasional,” terang Burhan.
Ia mengaku, pihak pimpinan Fikom UC sudah berkoordinasi dengan pihak rektorat. Dan, rencana tersebut juga disambut baik.
“Kita sudah berjalan dan menggunakan nama besar Pak Ciputra itu yang menjadi beban kami. Jadi kami tidak boleh main-main dan mewarisi kepada kita supaya dia (CFF) harus menjadi besar,” tuturnya.
Dosen Fikom UC, Imanuel Deny Krisna juga mengafirmasi rencana pihak fakultas untuk menjadikan CFF sebagai ajang apresiasi untuk industri film seluruh Indonesia. Sehingga dibutuhkan lebih banyak pihak untuk ikut terlibat.
“Submition penginnya dari mana-mana. Misal, ini dari Indonesia timur sudah diwakili oleh Makassar. Nah, kalau untuk Indonesia barat memang belum sehingga kami ingin menjangkau itu. Target kami sudah naik 70 persen tahun ini, kami berharap tahun berikutnya bisa naik lagi setidaknya 10 persen,” ungkap Imanuel.
Kendati demikian, pihaknya juga akan menggunakan kembali strategi yang sama dalam meraih beberapa komunitas film untuk terlibat. Sebab, langkah ini dinilai cukup tepat dalam membangun ruang kolaborasi. “Kemarin kita sempat road show ke Sidoarjo, Mojokerto, dan Surabaya. Tahun depan kami ingin lebih banyak berkolaborasi bersama komunitas di Semarang dan Tangerang,” jelasnya.
Imanuel menuturkan bahwa sebagai dosen, ia tetap akan mempertahankan CFF sebagai proyek penerapan beberapa mata kuliah, Communication Exhibition, Integrated Marketing Communication, dan Strategic Brand Communication sebagaimana dalam perencanaan program.
“Jadi harapannya tidak lepas dari mata kuliah. Tapi kalau nambah dari struktur kita open recruitment dari segi panitianya misal kita nanti bisa kolaborasi sama prodi-prodi lain jadi nggak hanya Ilmu Komunikasi,” pungkasnya.