Tugujatim.id – Cuaca panas ekstrem terjadi di sejumlah wilayah Indonesia beberapa waktu belakangan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia menyebut, fenomena cuaca panas ini terjadi akibat dari fenomena siklus tahunan gerak semu matahari.
Siklus gerak semu matahari ini biasanya terjadi dalam setahun dua kali. Di mana matahari mendekat dan melewati garis khatulistiwa, sehingga berdampak pada temperatur suhu yang meningkat dari pada biasanya.
Bahkan tidak hanya Indonesia, cuaca panas ekstrem ini juga terjadi di sejumlah negara berada di dekat garis khatulistiwa, seperti Thailand, China, Myanmar, Laos, hingga India.
Bahkan di Kota Bangladesh, India, aspal jalan sampai mencair karena suhu mencapai 50 derajat celcius.
Namun, di mana kah sebenarnya tempat yang tercatat memiliki suhu terpanas di bumi?
Dilansir dari laman Guinness World Records, berdasarkan catatan World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia, kawasan Death Valley, California, Amerika Serikat, merupakan wilayah dengan suhu terpanas di dunia yang mencapai 56,7 derajat celsius.
Suhu rata-rata harian di Death Valley bisa menembus 115 derajat fahrenheit atau 46,1 derajat celsius.
Bahkan, peneliti pernah mencatat peningkatan suhu tanah paling ekstrem di permukaan Death Valley pada 15 Juni 1972. Di mana suhu di permukaan tanah bisa mencapai angka 201 derajat fahrenheit atau sekitar 93,8 derajat celsius.
Hal tersebut menjadikan Guinness World Record menetapkan wilayah Death Valley sebagai tempat terpanas di muka bumi. “Death Valley jadi tempat terpanas di dunia karena letaknya yang rendah sekitar 190 kaki di bawah permukaan laut, curah hujan rendah kurang dari tiga inchi setiap tahun, dan suhu udaranya yang hangat, ” tulis Guinness World Records, dikutip pada Selasa (2/5/2023).
Death Valley sendiri merupakan wilayah dataran yang paling rendah sekaligus tempat terkering di Amerika bagian Utara. Kawasan taman nasional Death Valley membentang sepanjang lebih dari 3,4 juta hektar. Kawasan ini berbentuk lembah dengan panjang masing-masing sekitar 225 kilometer dan lebar yang berbeda-beda.
Death Valley juga pernah mencatat rekor musim panas terpanjang di wilayah Amerika. Di mana pada musim panas 2001 terjadi selama lima bulan lebih atau tepatnya 154 hari Dengan suhu rata-rata maksimum 100 derajat fahrenheit atau 37,78 derajat celcius.
Sebelumnya, rekor tempat terpanas di dunia pernah disematkan kepada wilayah El Azizia, Libya, dengan catatan suhu mencapai 58 derajat celsius pada 1922.
Namun, rekor tersebut dicabut pada 2012 setelah dilakukan penelitian lebih lanjut. Di mana peneliti memastikan bahwa catatan rekor suhu 58 derajat El Azizia, Libya, sudah tidak lagi akurat. Bahkan ketidakakuratannya mencapai angka sekitar 7 derajat celcius.
Dilansir dari laman resmi WMO, setidaknya ada lima faktor yang menjadikan catatan rekor suhu di El Azizia tidak akurat.
Pertama, proses instrumentasi pengukuran suhunya bermasalah. Kedua, kemungkinan pengamat yang tidak berpengalaman. Ketiga, lokasi pengamatan suhu di atas bahan seperti aspal sehingga yang tidak mewakili tanah asli. Keempat, cara pencocokan yang tidak tepat dari titik suhu ekstrem ke lokasi terdekat lainnya. Terakhir, cara pencocokan yang buruk terkait perkembangan suhu dari waktu ke waktu di lokasi.
“Komite evaluasi WMO menyimpulkan pengamat baru dan tidak berpengalaman, tidak terlatih dalam penggunaan instrumen sehingga dimungkinkan terjadi salah dibaca, pencatatan yang tidak benar dan akibatnya membuat kesalahan sekitar tujuh derajat celsius,” tulis WMO dalam keterangan resminya.