SURABAYA, Tugujatim.id – Setidaknya, kurang lebih 10 ribu perempuan yang didominasi oleh emak-emak dari seluruh Jawa Timur beramai-ramai menemui Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo, di Surabaya, pada Jumat (7/7/2023) sore.
Perwakilan perempuan dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur ini mengatasnamakan dirinya sebagai Gerakan Emak-emak Relawan Ganjar Pranowo, Gemar GP.
Dengan didampingi istrinya, Siti Atikoh Supriyanti, Ganjar menyapa emak-emak Jawa Timur dengan menggunakan udeng khas masyarakat Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, juga disampaikan kepada seluruh audiens, Ganjar mengungkapkan beberapa permasalahan perempuan yang menjadi fokus utamanya.
“Gerakan perempuannya luar biasa. Tadi mereka menyampaikan banyak sekali terhadap nasib mereka, akses pendidikan, kesehatan, bagaimana mencegah kekerasan perempuan KDRT dan sebagainya. Termasuk kepedulian terhadap banyak profesi perempuan, ada nelayan, petani, termasuk pekerja migran,” katanya, pada Jumat (7/7/2023).
Menurut Gubernur Jawa Tengah ini, pertemuan perempuan di Jawa Timur ini menjadi komitmen dalam mempertahankan dan memberikan perhatian kepada sesama kelompok perempuan melalui sebuah mandat yang telah diikrarkan.
Setidaknya, ada sembilan poin yang diutarakan oleh Gemar GP Jatim yang mana dari keseluruhan berfokus pada perlindungan, pemberdayaan, dan pemenuhan hak serta akses terhadap perempuan, termasuk para kelompok tani.
“Menurut saya perempuan Jawa Timur yang hari ini bertemu mendeklarasikan dengan sebuah mandat yang diberikan untuk mempertahankan NKRI dan perhatian kepada kelompok perempuan seperti yang saya sampaikan. Menurut saya ini inisiatif yang luar biasa sekaligus sinyal bahwa perempuan kita makin berdaya bahwa makin paham dan itu harus menjadi agenda perjuangan bersama,” ujarnya.
Selanjutnya, dalam acara sharing session, Ganjar juga memaparkan beberapa program di Jawa Tengah selama ia menjabat sebagai gubernur tentang pemenuhan hak perempuan yang dinilainya cukup berhasil.
“Saya dua periode untuk memimpin Jawa Tengah, inspirasi pertama saya adalah ibu-ibu karena saya diberikan catatan luar biasa. ‘Pak ganjar tolong perhatikan angka kematian ibu melahirkan kok tinggi dan tidak banyak orang yang peduli saat itu’. Akhirnya saya mengubah sistem. Tahun kedua saya rombak modal perencanaan pembangunan. Ada tiga yang harus mendapat akses: kelompok perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan bahwa tindakan khusus yang harus diberikan kepada perempuan adalah akses modal, pendampingan, dan kesetaraan hak dengan laki-laki.
“Kalau sekarang kita lihat dalam dunia pendidikan yang lulus terbaik rata-rata perempuan. Maka ini bentuk kesempatan perempuan untuk bisa mewujudkan cita-cita besarnya dan tidak boleh ada diskriminasi. Dan ini PR penting,” pungkasnya.
Repoter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti