SURABAYA, Tugujatim.id – Minat perusahaan di Jatim untuk menjadi emiten di Tanah Air kian meninggi. Hingga kini, tercatat sebanyak 47 perusahaan asal Jatim sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur BEI, Jeffrey Hendrik dalam kegiatan Workshop Akselerasi Pertumbuhan Perusahaan Melalui Listing di Bursa Efek Indonesia, di kantor perwakilan BEI Jatim, Surabaya, Jatim, pada Senin (19/6/2023).
“47 perusahaan yang sudah IPO ada di Jawa Timur,” kata Jeffrey.
Jeffrey mengatakan, jumlah tersebut menunjukkan bahwa Jatim menjadi wilayah sumber emiten terbesar di Indonesia. “Jadi bisa dibilang Jawa Timur adalah salah satu sumber emiten terbesar di BE Indonesia,” jelasnya.
Kata dia, semakin banyak emiten dari Jatim ini tentunya memiliki dampak positif tidak hanya di wilayah tetapi juga terhadap ekosistem pasar saham. Selain itu, dapat menunjukkan pelaku usaha yang menaruh minat lebih untuk mencari dana alternatif serta penerapan keterbukaan selama operasional.
“Kita butuh melakukan pendalaman terhadap pasar modal, baik dari sisi jumlah investor dan jumlah supply perusahaan yang tercatat,” jelas Jeffrey.
Dari sisi penambahan investor, Jeffrey mengungkapkan bahwa saat ini BEI telah bekerja sama dengan dengan lebih dari 800 perusahaan dan 11 juta investor.
Ia optimistis jumlah tersebut akan terus meningkat bila generasi muda menaruh minat yang tinggi untuk menjadi investor. “Kalau anak-anak muda kita sudah berinvestasi di pasar modal, upaya anak-anak muda di kemudian hari bisa menikmati potensi pertumbuhan pasar modal. Supaya lebih banyak orang Indonesia yang dengan bangga mengatakan aku investor saham,” terangnya.
Per hari ini, BEI juga menjadi salah satu bursa terbesar di Asean yakni dengan jumlah 867 perusahan. Kendati demikian, Jeffrey menyebut angka tersebut terbilang kecil mengingat saat ini banyak perusahaan besar maupun start up di Indonesia yang belum melakukan IPO.
“Saya kira jumlah perusahaan puluhan ribu tetapi baru 867 yang tercatat di BEI. Potensinya masih sangat besar. BEI adalah rumah pertumbuhan bagi perusahaan Indonesia. Tidak hanya perusahaan besar,” ujarnya.
“Bursa efek kita adalah salah satu bursa terbesar di pasar Asean. BE dengan jumlah emiten terbesar kedua di Asean. Kemarin 866 perusahaan, per hari ini 867 perusahaan. Saya kira jumlah perusahaan ada puluhan ribu tetapi baru 867 yang tercatat di BEI. Ini menunjukkan bahwa potensinya masih sangat besar,” jelasnya.
Dalam keterangannya, BEI merupakan rumah bagi perusahaan Indonesia. Tidak hanya perusahaan besar, tetapi juga telah mengakomodir perusahaan unicorn. Sebab, BEI memiliki papan pencatatan mulai dari utama, papan pengembangan, dan papan akselerasi untuk perusahaan kecil menengah yang ingin tumbuh di pasar modal Indonesia.
“Kami menyambut baik kegiatan seperti ini untuk membangun literasi kepada yang potensial untuk pendalaman pasar modal dari sisi supply. Tapi kami yakin juga para pengusaha muda untuk membantu pasar modal indonesia untuk meningkatakan literasi dan inklusi jumlah investor kita,” tutupnya.