KEDIRI, TUGUJATIM- Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), dan perayaan Natal 2021 serta Tahun Baru 2022 (Nataru) Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kediri bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri, serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri menggelar Operasi Pasar Murni (OPM).
Kegiatan OPM dilakukan selama dua hari mulai 16-17 Desember 2021, yang digelar di 6 kelurahan, mulai Kelurahan Burengan, Ngronggo, dan Kelurahan Bandar Lor pada 16 Desember 2021. Dan untuk Kelurahan Setonopande, Betet, dan Kelurahan Mojoroto dipusatkan di Kampus 2 Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri.
Dalam OPM kali ini nampak Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Wihujeng Ayu Rengganis, bersama Kepala Disperdagin Kota Kediri Tanto Wijohari, dan TIPD serta gugus tugas penanganan covid-19 secara langsung memantau jalannya OPM, untuk memastikan berlangsungnya legiatan secara lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dalam kesempatan ini, Wihujeng Ayu Rengganis atau yang akrap disapa Nanis menuturkan, kegiatan OPM ini merupakan program kerja TPID Kota Kediri untuk stabilisasi harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) pada masa pandemi Covid-19.
Dalam OPM, bahan kebutuhan pokok dijual lebih murah daripada harga pasar. Beras dijual seharga Rp 47.500 per 5 kilogram (kg). Kemudian telur Rp 22.500 per kg. Minyak goreng Rp 14.000 per liter, dan gula putih Rp 10.500 per kg.
“Kegiatan OPM ini upaya menjaga stabilitas harga dan mengawal ketersediaan serta distribusi bahan kebutuhan pokok. Sehingga masyarakat dapat membeli dengan harga relatif murah, dan laju inflasi tetap terkendali” kata Nanis.
Nanis juga mengatakan, sebelumnya BI Kediri bersama TPID Kota Kediri menggelar sidak pasar tradisional Pasar Pahing dan pasar modern, di Dhoho Plasa pada Selasa (14/12) lalu.
“Hasilnya harga bahan kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan pada rentang yang terkendali, seiring meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Nataru. Masyarakat tidak perlu panik karena stok bahan pokok tersedia dalam jumlah cukup. Kami berharap kegiatan OPM dapat dirasakan masyarakat dengan membeli bahan pokok dengan harga murah,” harapnya.
Program TPID Kota Kediri mengandalkan strategi 4K untuk mengendalikan inflasi. Mencakup Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Untuk itu OPM diselenggarakan, disertai dengan komunikasi belanja bijak kepada masyarakat agar tidak menimbun bahan pokok atau berbelanja melebihi kebutuhannya.
Sementara itu, Kepala Disperdagin Kota Kediri Tanto Wijohari mengatakan, kegiatan OPM ini digelar dengan tiga cara. Pertama, secara offline di 6 kelurahan pada Kamis (16/12) dan Jumat (17/12). Lalu secara online pada Sabtu (18/12) hingga Selasa (21/12).
“Dan secara drive thru di Kantor Disperdagin Kota Kediri mulai hari ini. Pembayaran juga dilayani menggunakan transaksi non tunai untuk mengurangi kontak fisik sesuai protokol kesehatan dan mendorong digitalisasi era new lifestyle di Kota Kediri,” kata Tanto.
Tanto juga mengatakan, OPM bertujuan membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Selain itu, untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan kebutuhan pokok.
“Masyarakat tidak perlu panik karena stok bahan pokok tersedia dalam jumlah cukup. OPM sebagai upaya nyata dari Pemerintah Kota Kediri dalam mewujudukan pemulihan ekonomi pada masa pendemi saat ini,” tambahnya.
Sebagai informasi, kegiatan-kegiatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri dalam hal pengembangan dan digitalisasi UMKM, pengendalian inflasi, layanan sistem pembayaran, dan upaya pemulihan ekonomi dapat dilihat dengan mengikuti akun Instagram @bank_indonesia_kediri dan Youtube Channel Bank Indonesia Kediri.