PASURUAN, Tugujatim.id – UMKM Snack Super Heru menjadi bukti bahwa usaha bisnis bisa dibangun dengan modal yang minim. Hanya dengan modal awal ratusan ribu rupiah, Heru Nurwahyudin, produsen snack asal Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bisa jadi pebisnis besar. Bahkan kini, dia bisa meraup omzet ratusan juta rupiah per tahun.
Ditemui di pameran UMKM acara Pesta Rakyat Simpedes yang digelar PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk di Taman Chandra Wilwatikta, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Heru menceritakan kisah perjalanan panjang bisnis snack miliknya.
Dimulai pada 2014, kala itu Heru baru saja resign dari pekerjaannya di salah satu perusahaan swasta.
Setelah mengundurkan diri, pria yang kala itu usianya masih 30 tahun itu sempat mencoba mencari kerja di tempat lain. Namun berbulan-bulan, dia tak kunjung dapat pekerjaan baru.
“Selama berbulan-bulan saya jobles, nggak ada pemasukan, akhirnya bingung, pingin usaha sendiri,” kenangnya, pada Minggu (27/8/2023).
Kala itu, pria berkacamata ini masih bingung bagaimana cara memulai bisnisnya. Dia tak tahu harus berjualan apa. Sama sekali tanpa pengalaman wirausaha, modal pun tak banyak.
Tak habis asa, Heru pun bergabung ke Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Malang. Dia tertarik dengan pelatihan hasil pengolahan pertanian. Pelatihan demi pelatihan produksi olahan makanan pun dia telateni.
Hingga hatinya yakin berlabuh pada bisnis snack camilan.
“Waktu itu keuangan menipis, hanya sisa uang Rp300 ribu. Awalnya mikir bisnis itu kan butuh modal besar. Ternyata di BLK sana diajari caranya bangun bisnis dengan kolaborasi,” ungkapnya.
Bersama 10 orang teman sesama anggota BLK, Heru pun memberanikan diri membuka usaha snack camilan. Modal awal ia dapat dari patungan. Masing-masing orang patungan uang Rp250 ribu, hingga terkumpul modal sekitar Rp2,5 juta.
Dari uang itu, dia belikan bahan-bahan dasar membuat olahan snack seblak pedas. “Nama awalnya My Snack, tapi kurang menarik, akhirnya pakai Super Heru yang gampang diingat. Super Heru sendiri plesetan dari kata Superhero, harapannya bisa jadi heronya UMKM di Indonesia,” jelasnya.
Pemasaran produk camilan sendiri, menurut Heru, memang gampang-gampang susah. Apalagi sudah banyak saingan camilan ringan serupa di pasaran.
Sebagai pendatang baru kala itu, bapak dua anak ini harus memasarkan produknya secara door to door.
Dia mengenalkan camilan pedasnya keluar masuk dari kantor ke kantor. “Termasuk ke kantor BRI Malang. Sampai saya kenal pimpinannya, staf-stafnya, karena sering ke BRI dan produknya banyak dapat sambutan bagus. Saya akhirnya ditawari pinjaman KUR Simpedes,” jelasnya.
Tidak hanya diberi kemudahan pinjaman modal usaha, UMKM snack Super Heru ini juga diikutkan program BRI Inkubator dan Rumah BUMN di Malang sejak 2017.
Dari sanalah, bisnisnya mulai berkembang pesat. Ia berkesempatan memasarkan secara digital produknya di Indonesian Mall dan aplikasi Padi UMKM.
Heru juga makin dibuat melek strategi bisnis dengan pelatihan-pelatihan manajemen keuangan hingga pemasaran. Termasuk penggunaan teknologi dalam pemasaran, seperti pembayaran dengan Qris dan penjualan di berbagai platform marketplace onljne.
Ilmu-ilmu manajemen bisnis ini sangat berguna di kala pandemi Covid-19. Di tengah banyaknya pelaku usaha yang gulung tikar, UMKM Super Heru masih mampu bertahan.
Bahkan di 2020, Heru berkesempatan diundang salah satu stasiun Tv Nasional untuk bertemu dengan Andy F Noya di acara Kick Andy. “Dari Indonesia cuma ada dua UMKM yang terpilih, Super Heru salah satunya. Di sana saya cerita-cerita inspirasi perjalanan merintis Super Heru dan yang dilakukan untuk menebar semangat wirausaha ke generasi muda dan ibu-ibu di desa desa,” tuturnya.
Berkat kerja kerasnya, UMKM snack Super Heru kini bisa meraup omzet ribuan kali lipat. Dari awalnya hanya beromzet puluhan ribu, kini Heru bisa mendapat omzet hingga Rp450 juta per tahunnya.
Varian snack jualannya pun bertambah. Tidak hanya seblak pedas, tapi juga makaroni, basreng, sus kering, hingga camilan tradisional samiler.
“Penjualannya kita pakai sistem reseller. Dan paling banyak memang di wilayah Malang. Di luar itu kita pernah kirim ke Surabaya, Bandung, Jakarta, Bali. Kalau online kita sampai ke Hongkong dan Singapura,” ujarnya.
Berada di puncak kesuksesan tak membuat Heru pelit ilmu. Dia justru makin sering turun ke desa-desa di Kabupaten Malang untuk memberikan pelatihan.
Digandeng BLK dan Pemkab Malang, pria ini menanamkan “benih-benih” jiwa entrepreneurship kepada para ibu-ibu desa. “Harapannya mereka bisa mengembangkan produk unggulan desanya. Syukur-syukur kalau kualitasnya bagus bisa bermitra dengan Super Heru,” pungkasnya.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti