MOJOKERTO, Tugujatim.id – Umumnya masjid sebagai tempat ibadah mempunyai kubah atau joglo bila bergaya khas Jawa. Namun apa jadinya bila ada masjid kapal pesiar yang unik di Pacet Mojokerto?
Masjid kapal pesiar itu bernama Masjid Ar-Rahman. Masjid yang berada di Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, ini dikelola oleh Yayasan Yatim Sejahtera. Yayasan ini didirikan oleh Sutik bersama suaminya, Mokhamad Mukhidin.
Sutik selaku Pengasuh Yayasan Yatim Sejahtera mengatakan, awalnya dia bersama suaminya mendirikan yayasan pada 2009.
“Suami dari 1999 sudah berkecimpung di dunia sosial, salah satunya dengan bergaul dengan anak-anak. Lalu pada 2004 juga pernah menjadi relawan bencana tsunami di Aceh. Kemudian kami memutuskan untuk mendirikan Yayasan Yatim Sejahtera,” terang Sutik saat ditemui Tugu Jatim pada Rabu (19/04/2023).
Setelah yayasan berdiri, Sutik dan suami berkeinginan membangun tempat ibadah untuk anak-anak dan lansia yang dia bina. Kemudian pada 2015, Masjid Ar-Rahman mulai dibangun.
Perempuan asli Gondang itu mengatakan alasan pembangunan masjid kapal pesiar ini karena tempat ibadah terdekat yayasan miliknya cukup jauh dijangkau. Selain itu, lokasi yayasannya yang berada di perbukitan membuat dia dan warga binaan kesulitan untuk beribadah.
“Jauh dari tempat ibadah yang terdekat. Kami sudah lama ingin agar kami juga punya tempat ibadah sendiri,” terang Sutik.
Dia mengatakan model kapal pesiar dipilih sebagai masjid dengan harapan tempat ibadah itu menjadi bahtera penyelamat bagi kehidupan spiritual warga binaan yayasannya.
“Filosofinya karena kapal diharapkan sebagai bahtera penyelamat bagi para penyandang masalah sosial penghuni yayasan di sini,” imbuh Sutik.
Tampak dari luar, Masjid Ar-Rahman bermodel kapal lengkap dengan aksesori pelampung berwarna oranye. Masjid tersebut didominasi warna putih.
Di kanan dan kiri masjid terdapat jendela yang lebar. Lalu tempat imam salat bergaya ruang kemudi kapal sungguhan. Terdapat setir kapal, kompas, monitor kemudi, hingga lukisan bernuansa lautan tergambar pada dindingnya.
“Semua bagian interior masjid ini asli dari kapal. Kami datangkan dari beberapa daerah,” beber Sutik.
Dia berharap, masjid berbentuk kapal ini selain berfungsi sebagai tempat ibadah utama bagi warga binaan yayasan, juga bisa digunakan sebagai sarana rekreasi bagi pengunjung.
“Harapan utamanya biar warga yayasan bisa tenang dan nyaman beribadah. Selain itu, juga mungkin bisa jadi tempat rekreasi buat pengunjung,” tutup Sutik.