BATU, Tugujatim.id – Akhirnya vaksinasi pertama di Kota Batu mencapai 70,54 persen. Rinciannya, vaksinasi untuk tenaga kesehatan (nakes) 132 persen, pelayan publik (453 persen), masyarakat umum (55 persen) dan remaja (9,30 persen). Sementara untuk lansia masih 36 persen.
Artinya, bisa dikatakan herd immunity di Kota Wisata ini telah terbentuk sesuai parameternya, yakni 70 persen penduduk telah tervaksin. Kota Batu jadi kota ke-9 di Jawa Timur yang mencapai herd immunity.
Dan 8 daerah lain yang juga telah mencapainya, yakni Kota Mojokerto, Surabaya, Kediri, Blitar, Malang, Pasuruan, Madiun, dan Kabupaten Jombang. Lalu, apakah dengan ini Kota Batu bisa turun level? Jika merunut Inmendagri, capaian lansia harus ada di angka 40 persen untuk menuju Level 2.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu Kartika Trisulandari, sebenarnya dari data riil miliknya, capaian vaksinasi lansia sudah menyentuh angka 40 persen. Namun, data yang dirilis adalah 36 persen. Data itu berdasar data dari KPCPEN.
”Data riil di kami sudah 40 persen, tapi ada beda data dari KPCPEN yang masih 36,17 persen,” ungkap Kartika pada awak media, Kamis (30/09/2021).
Kartika menjelaskan, data dari KPCPEN diperoleh dari Primary Care (P-Care) yang mana tidak sesuai dengan data riil di lapangan. Jadi, jika hal ini berlangsung terus, maka bisa saja menghambat penurunan status PPKM.
Terlepas dari itu, pihaknya masih tetap tidak punya pilihan selain terus melakukan serbuan vaksin dengan melibatkan berbagi pihak. Terlebih, Kota Batu sebagai Kota Wisata justru mendapat atensi untuk mengejar vaksinasi hingga 100 persen.
”Vaksinasi terus berlanjut, apalagi kami diproyeksi vaksinasi bisa sampai 100 persen. Kami fokus dulu selesaikan vaksin dosis pertama, dan baru nanti dilanjut selesaikan dosis kedua,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menuturkan kendala utama memang ditemui di kalangan lansia. Ada banyak faktornya, mulai penyakit komorbid yang diderita, terkendala akses ke tempat vaksinasi, hingga tidak ada pendamping.
”Karena itu, sejak sekarang kami akan getolkan untuk jemput bola, vaksinasi door-to-door,” ujar Bude, sapaan akrabnya.
Selain itu, pihaknya mulai menggandeng komunitas-komunitas pelaku pariwisata hingga seni budaya untuk proaktif mendapatkan vaksinasi. Mereka juga menyasar wali murid dengan mewajibkan ikut vaksinasi jika ingin anaknya kembali bersekolah.
”Sebisa mungkin kami targetkan bisa memvaksin 7 ribu orang setiap hari,” tegasnya.