Tugujatim.id – Pandemi Covid-19 baru saja mulai mereda, publik kembali dibuat ketakutan dengan virus lain yang tak kalah mengerikannya yaitu Virus Hendra (HeV). Virus ini sebetulnya ditemukan sejak lama yaitu tahun 1994 di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia. Tetapi kali ini muncul lagi dan menggegerkan dunia.
Virus Hendra menyerang pernapasan dan neurologis pada manusia dan kuda. Mengerikannya lagi angka kematian atau case fatality rate (CFR) akibat HeV mencapai 50 persen. Hanya saja virus ini tergolong jarang ditemukan pada manusia.
Namun demikian, tetap patut diwaspadai. Karena sejumlah ahli mengkhawatirkan kali ini akan menjadi babak baru dimulai pandemi Hev. Laura Navika Yamani SSi MSi Phd, mengatakan bahwa virus yang berasal dari kelelawar Pteropus ini pertama kali diisolasi pada wabah tahun 1994 di Brisbane, Australia.
“Saat it, ditemukan kematian kuda dan manusia akibat virus ini. Setelah diselidiki lebih lanjut, virus Hendra bersifat zoonosis yang artinya bisa berpindah dari hewan ke hewan, maupun hewan ke manusia,” kata Laura, Senin (30/5/2020) sebagaimana dikutip BASRA mitra Tugujatim.id.
Adapun cara penularan virus ini pada manusia diawali dari reservoir alami virus yakni kelelawar yang menginfeksi kuda.
“Kotoran atau urine kelelawar yang jatuh pada rumput makanan kuda dapat menyebabkan kuda terinfeksi virus Hendra. Manusia dapat terinfeksi virus ini bila terpapar cairan atau droplet dari kuda yang terinfeksi virus Hendra,” jelas epidemiolog Unair ini.
Laura menuturkan, bahwa penularan virus dari kuda ke manusia lebih mudah ketimbang kelelawar ke manusia. Hal ini disebabkan, kuda dan manusia sama-sama makhluk mamalia.
Karena telah diketahui penyebabnya, Laura mengungkapkan, jika HeV bisa dicegah. Upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh.
“Juga khususnya kepada orang-orang yang memiliki kontak langsung kepada hewan ternak seperti kuda, harus menjaga higienitas dan sanitasi lingkungan hewan ternak,” ungkapnya.
Selain itu, mencuci tangan sebelum makan dan tidak menyentuh T-Zone di wajah juga menjadi upaya preventif yang diharapkan dapat dibiasakan.
Kendati belum ditemukan kasus di Indonesia, Laura menyarankan masyarakat untuk tetap waspada dan mulai meningkatkan kebersihan diri.
“Vaksin dari Virus Hendra memang sudah ditemukan, namun hanya terbatas pada hewan. Untuk itu, optimalisasi dapat dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi untuk menghindari penyebaran virus Hendra,” pungkasnya.
Sumber Artikel: BASRA
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim