Tugujatim.id – Puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari usai menjalani puasa Ramadan. Puasa ini dianjurkan guna mengganti puasa bagi yang berhalangan saat Ramadan.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya menyampaikan bahwa siapa saja yang puasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti puasa selama setahun. Begitu besarnya pahala yang dijanjikan.
Niat puasa Syawal seperti halnya puasa sunah lainnya yang tidak harus dilakukan pada malam hari sebelum berpuasa. Mereka yang malamnya tidak berniat, namun paginya mendadak ingin berniat berpuasa pun juga diperbolehkan. Tentu dengan catatan, yang bersangkutan sepanjang tidak melakukan hal yang membatalkan puasa, maka boleh berniat berpuasa pada saat itu.
Niat cukup disampaikan dalam hati, tidak perlu diucapkan bahwa dia sengaja ingin melaksanakan puasa di bulan Syawal, maka itu sudah cukup dianggap sah.
Untuk memantapkan niat, para ulama menganjurkannya dilafadzkan, dilansir dalam Nu Online sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Taala.
Jika niatnya di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi Ta‘âlâ
Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Taala.
Waktu Puasa Syawal
Waktu puasa Syawal adalah setelah merampungkann puasa Ramadan selama sebulan lamanya. Kemudian diakhiri dengan 1 Syawal menjadi nikmat yang luar biasa bagi umat Islam untuk mendapatkan kemenangan dan kembali fitroh.
Selanjutnya, dianjurkan menambah puasa Syawal selama enam hari, selain awal bulan Syawal karena hukumnya haram. Maka, dianjurkan pada tanggal 2 -7 Syawal atau pun di hari lainnya selama Syawal dengan jumlah yang sama.
Berhenti Puasa di Tengah Jalan
Apakah diperolehkan berhenti puasa di tengah jalan dengan alasan tertentu? Seperti bertamu atau menghormati tamu?
Rasulullah SAW pernah menegur sahabatnya saat disuguhi makanan, tapi dia menolak dengan alasan berpuasa sunah. Maka, Rasullulah SAW memintanya untuk membatalkan puasanya dan menggantinya di lain hari.
Dalam riwayat di atas, para ulama menyimpulkan, apabila puasamu mengganggu tuan rumah atau tamu saat berkunjung dan disuguhi makan, dengan alasan nanti menyinggung hatinya, maka lebih baik membatalkannnya. Namun jika tidak mengganggu perasaan dari tuan rumah maupun tamu, maka bisa dilanjutkan.
Selamat mengisi bulan Syawal yang penuh kemenangan ini dengan berpuasa sunah. Semoga rahmat dan anugerah dari Allah SWT melimpahi kita semua. Aamiin.