Ratusan Warga Pasuruan Tolak Kompensasi, Imbas Terdampak Limbah Sungai Welang Pabrik Satoria Group

Dwi Lindawati

Pilihan Redaksi

Sungai Welang.
Warga demo di depan pabrik Satoria Group di Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Rabu (18/10/2023), membawa berbagai tulisan sebagai aksi protes. (Foto: Laoh Mahfud/Tugu Jatim)

PASURUAN, Tugujatim.id Warga masih menunggu kepastian tuntutan penutupan saluran pembuangan pabrik Satoria Group yang diduga sebabkan pencemaran Sungai Welang, Kabupaten Pasuruan. Meski sempat ditawari kompensasi, ratusan warga dari enam desa yang diduga terdampak pencemaran limbah, sepakat menolak.

Penolakan ini disampaikan korlap aksi, Syaifulloh, usai menyuarakan tuntutan demo di depan pabrik Satoria Group, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Rabu (18/10/2023). Pria asal Desa Wrati, Kecamatan Kejayan, ini mengaku bila dalam pertemuan antara perwakilan warga dengan manajemen Satoria Group sempat dibahas terkait tawaran kompensasi. Namun dengan tegas, dia sebagai perwakilan warga menolak.

“Iya ada kompensasi, tapi kami tolak,” ujar Syaifulloh.

Ditanya terkait seperti apa kompensasi yang ditawarkan, Syaifulloh tidak menjelaskan secara rinci. Dia hanya menyebut banyak kompensasi yang coba ditawarkan manajemen Satoria Group. Termasuk salah satunya lewat program corporate social responsibility (CSR).

Namun, bagi dia, antara CSR dengan insiden dugaan pencemaran limbah di Sungai Welang adalah dua hal yang jauh berbeda.

“Tawarannya banyak. Yang jelas CSR juga ada, tapi itu kan nggak ada hubungannya dengan kasus pembuangan limbah ini,” ungkapnya.

Limbah Sungai Welang Pasuruan.
Aksi protes warga akibat limbah pabrik Satoria Group di Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Rabu (18/10/2023). (Foto: Laoh Mahfud/Tugu Jatim)

Syaifulloh juga menegaskan bahwa warga tetap pada pendiriannya. Warga kukuh menuntut manajemen Satoria Group untuk menutup saluran pembuangan limbah yang diduga mengarah langsung ke Sungai Welang.

Bagi dia, selama ini warga sudah cukup sabar dan telah menahan diri untuk tidak menutup paksa pipa saluran pembuangan limbah tersebut.

“Yang jelas kalau menutup sendiri (saluran pembuangan limbah) khawatir kena pelanggaran hukum. Kami diminta polres tidak melanggar hukum. Kalau yang menutup pihak Satoria sendiri gak masalah, tapi pihak manajemen tadi tidak bisa membuat keputusan,” jelasnya.

Menurut Syaifulloh, sejumlah alasan dilontarkan pihak manajemen Satoria Group kenapa tidak bisa memberi keputusan atas tuntutan warga. Di antaranya karena tidak adanya pimpinan, juga masih menunggu izin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur.

Dia juga menyebut warga sendiri memberikan batas waktu sampai lima hari agar pihak manajemen pabrik menindaklanjuti tuntutan.

“Semua izin dari DLH yang bisa karena mereka izinnya dari sana,” ujarnya.

Sementara itu, hingga saat ini pihak manajemen pabrik Satoria Group di Pasuruan enggan untuk memberikan tanggapan terkait tudingan dugaan adanya pencemaran limbah di Sungai Welang. Pihak DLH Provinsi Jawa Timur hari ini juga dikabarkan melakukan pertemuan dengan manajemen Satoria Group untuk membahas aduan dugaan pencemaran limbah Sungai Welang.

Sebagai informasi, pabrik Satoria Group di Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, sudah berdiri sejak 2017. Satoria Group membawahi dua perusahaan yakni PT Satoria Aneka Industri (Satoria Pharma) yang memproduksi cairan infus serta PT Satoria Agro Industri memproduksi sweetener (pemanis), creamer, dan foamer beserta turunannya.

Diberitakan sebelumnya, aliran Sungai Welang di Kabupaten Pasuruan ini dicurigai warga diduga tercemar limbah pabrik. Warga mengeluhkan air sungai yang berubah warna menjadi hijau pekat dan berbau tidak sedap menyengat selama sekitar 3 bulan terakhir.

Tidak hanya itu, sejumlah anak desa setempat mengalami gatal-gatal diduga akibat mandi dan bermain di sungai. Warga juga sempat menemukan sejumlah bangkai ikan yang mengambang di aliran sungai.

Writer: Laoh Mahfud

Editor: Dwi Lindawati

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...