Tugujatim.id – Paska bencana banjir lahar dingin di Lumajang, Jatim, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperingatkan status kewaspadaan cuaca ekstrem.
Sejumlah wilayah di Jatim diprediksi terdampak cuaca buruk akibat fenomena gangguan atmosfer hingga pertengahan Juli 2023.
Dalam edaran BMKG Juanda terkait Kewaspadaan Cuaca Ekstrem Akibat Gangguan Atmosfer di Wilayah Jawa Timur tertanggal 7 Juli 2023, BMKG Juanda mengumumkan bahwa cuaca buruk masih akan terjadi pada 7-13 Juli 2023.
Status kewaspadaan cuaca ekstrem ditetapkan untuk 16 wilayah kota dan kabupaten di Jatim. 16 wilayah ini berpotensi mengalami cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.
16 wilayah itu adalah Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, hingga Kabupaten Banyuwangi.
“Potensi cuaca ekstrem dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, tanah longsor, puting beliung, hujan es, dan genangan air,” ujar Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan dalam keterangan resminya.
BMKG Juanda menganalisa bahwa cuaca ekstrem ini diakibatkan oleh adanya gangguan pada atmosfer. Di mana pada bulan ini wilayah Jatim seharusnya sudah memasuki musim kemarau.
Namun hasil analisa dinamika atmosfer, BMKG menemukan aktifnya gangguan atmosfer Madden Julian Oscilation (MJO), gelombang atmosfer Ekuatorial Kelvin, dan gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby yang mengakibatkan terjadinya hujan lebat dan angin kencang.
“Gangguan atmosfer ini mengakibatkan potensi peningkatan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang memicu cuaca ekstrem,” ungkapnya.
BMKG Juanda mengimbau masyarakat yang berada di 16 kota dan kabupaten di Jatim untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, terutama terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi dalam beberapa hari ke depan.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti