MALANG, Tugujatim.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, red) telah menetapkan wabah cacar monyet atau disebut Monkeypox sebagai darurat kesehatan global. Sejak sejak 6 Mei 2022, negara Inggris melaporkan kali pertama ada kasus monkeypox dan pada 27 Juli sudah ada 75 negara yang melaporkan dengan jumlah kasus total 17.156 orang.
Meski di Indonesia masih belum ada kasus Monkeypox yang ditemukan, warga telah diimbau mematuhi protokol kesehatan dan menghindari kontak dengan orang-orang yang memiliki gejala itu. Dikutip dari Suara Pemerintah ID, Juru Bicara Covid-19 Kemenkes RI Moh. Syahril dalam keterangan persnya meng-update perkembangan virus cacar monyet di Indonesia pada Rabu (27/07/2022) secara daring.
“Alhamdulillah, sampai saat ini belum ditemukan kasus Monkeypox di Indonesia. Sebelumnya, ada 9 kasus yang diduga terinfeksi virus itu. Usai diperiksa PCR, kesembilan orang tersebut dinyatakan negatif monkeypox,” ujarnya.
Sementara itu, melansir dari laman Kemenkes, penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Untuk gejalanya, di antaranya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak, atau selangkangan), dan ruam atau lesi kulit. Sedangkan ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Gejala yang diakibatkan virus ini pada umumnya akan menghilang dalam beberapa minggu. Namun, virus ini dapat mengakibatkan komplikasi medis hingga kematian, bagi orang-orang yang memiliki imun rendah.
Agar terhindar dari Monkeypox, batasi kontak dengan suspek atau sudah terkonfirmasi positif atau dengan hewan yang berisiko menularkan. Bersihkan dan disinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi secara teratur.
Dikutip dari Sehat Negeriku, Juru Bicara Covid-19 Kemenkes RI Moh. Syahril juga mengatakan, salah satu cara untuk menghindari Monkeypox adalah dengan memerhatikan prokes.
“Prokes adalah kebutuhan wajib kita untuk menghindari penularan, baik dari Covid-19 maupun penyakit infeksi emerging lainnya, termasuk Monkeypox dan hepatitis akut,” ujar Syahril.
Kemenkes RI sudah melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi penyebaran Monkeypox, yakni memperkuat pemeriksaan surveilans di pintu masuk ke negara, baik darat, laut dan udara. Selain itu, juga meminta seluruh dinkes provinsi dan kabupaten/kota, KKP, laboratorium, rumah sakit, puskesmas dan fasyankes lainnya untuk melakukan pemeriksaan ketat.
Bahkan, ada dua laboratorium rujukan pemeriksa Monkeypox di Indonesia, yaitu Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati BKPK telah disiapkan oleh Kemenkes.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim