BATU, Tugujatim.id – Dampak perpanjangan masa PPKM Darurat atau PPKM Level 4 membuat 15 destinasi populer di Kota Batu di bawah naungan Jatim Park Group (JTP) tutup. Penutupan akan dilakukan hingga 12 Agustus 2021 mendatang.
Keputusan penutupan ini dilakukan seiring dengan upaya pemerintah memutus mata rantai penularan Covid-19. Marketing and PR Manager JTP Group, Titik S Ariyanto membenarkan hal ini. Total ada 15 destinasi ditutup dalam kurun 10 hari ke depan.
”Ini sebagai bentuk sinergi JTP atas situasi pandemi dimana penularan Covid-19 masih tinggi,” terang Titik dihubungi, Selasa (3/8/2021).
Adapun, Kota Batu sendiri hingga saat ini masih berstatus Zona Merah, sama dengan di Kota Malang. Data terakhir per 1 Agustus 2021, angka aktif ada 388 kasus atau 16 persen, kesembuhan 1.895 atau 76,65 persen, dan kematian 189 atau 7,64 persen.
Sedangkan untuk ketersediaan tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) isolasi di rumah sakit Kota Batu sebesar 97,10 persen. Untuk kapasitas shelter terisi 51,19 persen atau terisi 86 pasien dari 156 kapasitas bed.
Titik mengakui, pemberlakuan PPKM Level 4 ini juga sangat berdampak pada sektor pariwisata Kota Batu. Tak hanya dialami JTP, juga dialami pengusaha hotel, restoran, UMKM hingga transportasi.
Banyak dari mereka yang bergantung hidup disana ekonominya mandek bahkan terpaksa dirumahkan tanpa gaji. Di JTP sendiri ada sekitar 1.700 karyawan dan 2.500 rekanan (pihak kedua) yang juga ikut terdampak.
”Keputusan yang kita ambil ini memang sulit, tapi lebih baik kami mendukung kebijakan pemerintah agar situasi cepat terkendali. Saya harap tempat wisata lain juga bisa mengambil langkah seperti kami,” ujarnya.
Untuk karyawan JTP sendiri, kata Titik masih tetap masuk. Seusai aturan protokol kesehatan, maksimal waktu kerja tiap hari masing-masing maksimal 5 jam untuk melakukan sejumlah maintenance. Se;ain itu, karyawan ditegaskan untuk benar-benar disiplin prokes.
Di sisi lain, lebih tepatnya di destinasi Batu Secret Zoo, kata Titik untuk sementara ini masih kondusif. Selama ini, perawatan dan asupan makanan untuk ribuan hewan tetap dilakukan. Meski memang harus kelabakan mengingat anggaran makanan ini mencapai Rp500 juta per bulan.