PASURUAN, Tugujatim.id – Selain berstatus tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan, puluhan wilayah Jawa Timur juga alami kekeringan. Sekda Pemprov Jatim Adhy Karyono mengatakan, status tanggap darurat kekeringan ini ditetapkan beriringan dengan status darurat karhutla yang juga marak terjadi selama 2023.
Dia menyebut ada sebanyak 27 kota dan kabupaten wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan. Dari jumlah tersebut, 20 kota dan kabupaten telah mengeluarkan SK siaga tanggap darurat kekeringan.
“SK tanggap darurat ini masih ditetapkan untuk kami agar bisa membantu penanganan,” ujar Adhy di posko utama penanganan karhutla Arjuno di Kaliandra, Kecamatan Prigen, Jumat (08/09/2023).
Pemprov Jatim melalui pemerintah daerah juga telah melakukan berbagai upaya untuk menangani kekeringan akibat kemarau panjang ini. Di antaranya, dengan melakukan dropping atau penyaluran air di 21 kota dan kabupaten.
Selama 5 tahun terakhir, juga telah dibangun 313 sumur bor. Dan yang terakhir dengan melakukan pembangunan saluran pipa air yang dipusatkan dari sumber mata air Umbulan, Kabupaten Pasuruan dan disalurkan ke beberapa daerah.
“Apa yang kami lakukan selama ini distribusi air, membuat pompa air sumur, kemudian pembangunan saluran,” ungkapnya.
Adhy juga mengatakan, di wilayah Jawa Timur masih banyak daerah yang kesulitan untuk menemukan sumber air. Salah satunya adalah wilayah Bangkalan yang belum menemukan sumber air meskipun sudah dieksplorasi melibatkan berbagai tim ahli.
“Kami sudah bekerja sama dengan kodam, TNI-AL, kemudian perguruan tinggi, dari ITB dan Unhan juga melakukan ekplorasi sumber air,” imbuhnya.
Pemprov Jatim juga banyak mendapat permohonan bantuan tidak terduga (BTT) dari berbagai kota dan kabupaten untuk penanganan bencana kekeringan.
“BTT sudah banyak permintaan dan sudah kami proses, tapi kami yakin itu masih banyak daerah yang kekurangan,” ujarnya.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati