Tugujatim.id – Kamu salah satu pengonsumsi air minum isi ulang? Selain sebagai upaya menghemat biaya hidup, air isi ulang dipilih karena dianggap praktis dan lebih terjangkau. Tapi tahukah kamu ada risiko yang ditimbulkan dari mengonsumsinya lho. Apa saja?
Di balik kemudahan dan harga yang relatif ekonomis dari air minum isi ulang, ternyata ada bahaya di dalamnya. Yuk, simak penjelasan soal bahaya mengonsumsinya agar kamu lebih paham!
Permasalahan yang Sering Ditemukan pada Air Minum Isi Ulang
1. Proses Pengolahan Tidak Sesuai Standar
Masalah pertama pada air minum isi ulang adalah proses yang tidak selalu mengikuti standar yang berlaku. Depot-depot air isi ulang yang banyak beroperasi di pinggir jalan, sering kali hanya melalui proses yang sederhana dan minimal.
Proses pengolahan yang cenderung sederhana berakibat pada air isi ulang yang rentan terhadap berbagai kontaminan, baik dari kuman maupun bakteri berbahaya yang seharusnya bisa diminimalisasi jika prosesnya mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pengolahan yang kurang memenuhi standar juga meningkatkan risiko bagi kesehatan konsumen. Meski sekilas tampak bersih dan jernih, tanpa standar ketat, air tersebut bisa saja mengandung berbagai unsur berbahaya.
2. Kualitas Air yang Tidak Konsisten
Air minum isi ulang biasanya memiliki rasa yang berbeda dari air yang direbus atau air kemasan dari pabrik. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat kebersihan, keasaman (pH), dan mineral yang terkandung dalam air yang sering tidak terpantau.
Depot air isi ulang tidak selalu melakukan pengujian kualitas air yang ketat. Akibatnya, meski air terlihat jernih, rasanya bisa terasa kurang enak dan mengindikasikan kemungkinan adanya zat-zat asing atau bahkan patogen di dalamnya.
3. Sumber Air yang Tidak Transparan
Sebagian besar depot air isi ulang tidak mencantumkan atau menginformasikan secara jelas sumber mata air yang digunakan. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan terkait keamanan air yang digunakan.
Konsumen berhak mengetahui asal air yang akan diminum, terutama apakah air tersebut sudah melalui proses penyaringan atau filterisasi yang cukup. Sumber air yang tidak jelas juga mempersulit konsumen untuk memastikan mutu air tersebut.
Dalam beberapa kasus, air yang digunakan bisa saja berasal dari sumber yang terkontaminasi dan tercemar.
4. Kebersihan Galon Air
Kebersihan galon atau wadah juga menjadi faktor penting dalam memastikan air minum yang aman. Walaupun sumber airnya sudah bersih, tetapi jika galon yang digunakan tidak memenuhi standar kebersihan, air minum bisa terkontaminasi.
Depot air seharusnya membersihkan galon sebelum mengisi ulang dengan air minum. Selain itu, galon yang sudah diisi tidak seharusnya disimpan terlalu lama di depot, idealnya hanya dalam waktu 24 jam sebelum diberikan kepada konsumen.
Depot air minum yang baik biasanya memiliki prosedur ketat dalam membersihkan dan memeriksa kondisi galon agar bebas dari kotoran atau residu kimia yang bisa membahayakan kesehatan.
5. Lokasi Depot yang Tidak Ideal
Lokasi depot air minum isi ulang juga berpotensi menjadi sumber masalah. Banyak depot yang berlokasi di pinggir jalan atau dekat area lalu lintas padat sehingga alat-alat pengolahan airnya lebih rentan terkena polusi dari debu dan asap kendaraan.
Menurut peraturan Kementerian Kesehatan, lokasi depot air minum seharusnya berada di tempat yang bebas dari pencemaran. Pencemaran dari lingkungan sekitar depot dapat menambah risiko kontaminasi pada air minum isi ulang.
Risiko Konsumsi Air Minum Isi Ulang yang Tidak Sesuai Standar
Air minum isi ulang yang tidak memenuhi standar kualitas air minum layak konsumsi dapat membawa berbagai risiko kesehatan. Berikut ini beberapa risiko yang bisa timbul akibat konsumsi air minum isi ulang yang tercemar.
1. Infeksi Saluran Pencernaan
Jika alat-alat di depot air minum, seperti galon, botol, dan perlengkapan lainnya tidak dibersihkan secara benar, maka bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) bisa mencemari air minum.
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan gejala seperti mual, muntah, dan diare.
2. Keracunan
Sumber air yang tidak jelas dapat meningkatkan risiko air mengandung zat beracun, bakteri, atau virus yang berbahaya bagi tubuh. Konsumsi air yang tercemar dapat menyebabkan keracunan dengan gejala seperti nyeri perut, mual, dan muntah.
3. Penyakit Berbahaya
Jika air isi ulang sering terpapar sinar matahari langsung, maka bakteri atau mikroorganisme yang ada di dalam air bisa lebih mudah berkembang. Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti tifus, disentri, hepatitis, dan penyakit pencernaan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan.
Air minum isi ulang memang dapat menjadi solusi bagi konsumen yang ingin berhemat. Akan tetapi, konsumen perlu bijak dalam memilih depot air minum yang terpercaya serta memperhatikan standar kualitas yang diterapkan. Kesadaran akan standar dan kualitas air tidak hanya membantu mencegah risiko kesehatan bagi diri sendiri, tetapi juga bagi keluarga dan orang sekitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Ebenhaezer Parningotan Silaban/Magang
Editor: Dwi Lindawati