TUBAN, Tugujatim.id – Intensitas jumlah insiden kebakaran selama musim kemarau di Kabupaten Tuban meningkat. Selama Juli hingga September 2024 tercatat 59 kali kejadian yang mayoritas disebabkan oleh korsleting listrik.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP dan Damkar Tuban, Sutaji merinci, selama tiga bulan yakni Juli mengalami 13 kali, Agustus 22 kali dan September 24 kali. Penyebab utama kebakaran dari total 59 kejadian, sebanyak 26 di antaranya disebabkan karena korsleting listrik.
Penyebab lain, meski lebih sedikit juga turut berperan dalam memicu kebakaran. “Selain itu, kelalaian manusia juga menjadi faktor signifikan dengan 10 kejadian,” ungkap Sutaji, Kamis (19/09/2024).
Data yang dirilis Damkar Kabupaten Tuban menunjukkan, Kecamatan Semanding menjadi wilayah paling rawan kebakaran selama musim kemarau dengan 16 kejadian. Disusul Kecamatan Rengel dengan 11 kejadian dan Kecamatan Tuban serta Jatirogo yang masing-masing mengalami 8 kali kebakaran.
“Sebagian besar kebakaran terjadi di pemukiman padat penduduk dan lahan kering, yang sangat rentan terhadap percikan api, terutama saat musim kemarau. Ini menjadi tantangan besar bagi kami di lapangan,” tambah Sutaji.
Eks Camat Bancar ini juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga instalasi listrik yang aman serta berhati-hati terhadap potensi bahaya kebakaran lainnya, terutama di musim kemarau yang panas dan kering.
Langkah pencegahan mengurangi risiko kebakaran, terutama dari korsleting listrik adalah dengan melakukan pengecekkan, terutama setiap hendak meninggalkan rumah. “Kalau mau keluar dicek kembali listriknya. Apakah ada yang masih tertancap dan selalu dicek instalansi listriknya,” jelasnya.
Selain itu, Damkar Tuban juga berencana meningkatkan upaya sosialisasi dan pelatihan bagi warga, khususnya di daerah rawan kebakaran. Langkah ini diharapkan dapat menekan jumlah kejadian waktu yang akan datang, mengingat potensi kebakaran di musim kemarau yang masih berlangsung.
Masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda kebakaran di sekitar. “Kami siap siaga 24 jam untuk menangani segala kejadian kebakaran yang dilaporkan,” katanya.
Kerja sama antara Pemerintah, pihak Damkar dan masyarakat menjadi kunci untuk menjaga keamanan dan keselamatan dari ancaman kebakaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Mochamad Abdurrochim
Editor: Darmadi Sasongko