MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pergantian musim hujan ke musim kemarau membuat sejumlah kawasan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto.
Beberapa kawasan seperti Ngoro, Trawas, Pacet, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, dan Dawarblandong masuk pantauan Pemkab Mojokerto lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto.
“Tujuh daerah itu masuk perhatian kami karena masih banyak hutan, maka perlu diwaspadai,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Djoko Supangkat, pada Jumat (26/5/2023).
Djoko mengatakan, tujuh daerah tersebut masuk kategori rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Maka dari itu, pihaknya akan menggandeng lembaga lain seperti Perhutani dan pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo. Nantinya, BPBD Kabupaten Mojokerto menyediakan dukungan berupa logistik untuk keperluan antisipasi bencana karhutla.
“Kami berencana menggandeng Perhutani dan pengelola Tahura Raden Soerjo sebagai bentuk antisipasi daerah rawan karhutla sekaligus pengawasan lingkungan. Soal logistik akan kami support nanti,” ujarnya.
Sebelum melakukan langkah antisipasi, BPDB Kabupaten Mojokerto telah bersurat secara resmi kepada Pemkab Mojokerto. Nantinya, bila surat tersebut telah mendapat tanggapan, BPBD Kabupaten Mojokerto segera melakukan MoU dengan pihak yang telah ditunjuk sebagai rekanan.
“Secara resmi, surat sudah kami layangkan ke Pemkab Mojokerto. Kalau sudah disetujui, segera dilakukan MoU dengan pihak terkait,” beber Djoko.
Pasalnya, beberapa daerah lain juga mengalami ancaman lain selain karhutla. Menurut BPBD Kabupaten Mojokerto, setidaknya tiga desa masuk kategori rawan kekeringan, seperti Desa Kunjorowesi dan Manduromanggunggajah di Ngoro serta desa Duyung di Trawas. “Setidaknya tiga desa ini dibayangi kekurangan air bersih,” imbuh Djoko.
Djoko mengaku, surat resmi dari desa-desa tersebut sudah masuk ke BPBD Kabupaten Mojokerto. Selanjutnya, bila status tanggap darurat bencana telah ditetapkan, maka pihaknya segera melakukan dropping air bersih di wilayah yang bersangkutan. “Tinggal menunggu ketetapan dari pemkab, lalu kami segera bergerak,” pungkas Djoko.