SURABAYA, Tugujatim.id – Film KKN di Desa Penari mencatat ada 3.013.079 penonton dalam 9 hari masa penanyangannya di seluruh bioskop di Indonesia. Film ini diadaptasi dari salah satu cerita horor yang telah viral pada 2019 melalui Twitter. Menurut sang penulis, cerita ini diambil dari sebuah kisah nyata sekelompok mahasiswa yang tengah melakukan program kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Penari. Tak berjalan mulus, serentetan pengalaman horor menghantui mereka hingga program KKN tersebut berakhir tragis.
Hal ini membuat salah satu rumah produksi film, yakni MD Pictures, ingin mengangkat kisah itu yang dikemas dalam sebuah film dengan disutradarai Awi Suryadi. Film KKN di Desa Penari ini berhasil membuat penasaran para penonton dan akhirnya begitu banyak yang antusias untuk menontonnya.
Atas keberhasilan peluncuran Film KKN di Desa Penari ini, ucapan terima kasih disampaikan MD Pictures melalui akun resmi Instagram-nya.
“Terima kasih untuk kalian yang rela antre, ticket war, dan nonton bioskop,” tulisnya.
Salah satu penonton film KKN di Desa Penari bernama Ayub mengatakan, dia merasa sangat terbayarkan dengan diangkatnya thread yang viral tersebut menjadi film.
“Pada 2019 itu, saya hanya bisa menggambarkan bagaimana situasinya ketika membaca. Jujur, saya sangat senang sekali dan terbayarkan apa yang selama ini saya bayangkan ketika melihat thread tersebut,” ungkapnya ketika ditemui Tugu Jatim di Cinema 21 Transmart Ngagel Surabaya, Selasa (10/05/2022).
Sementara itu, Anggita, salah satu petugas ticketing bioskop, menyebutkan, dalam beberapa hari ini tiket film ini selalu ludes terjual.
“Para pengunjung rela nonton sampai bangku paling bawah dekat dengan layar untuk bisa menikmati filmnya. Bahkan, kemarin ada sekitar 25 orang rombongan sengaja membeli tiketnya langsung ke sini, Mas. Hampir penuh bangku barisan tengah bioskop,” katanya.
Rela Antre Nonton Film “KKN di Desa Penari”, Bioskop Bojonegoro Diserbu Penonton Remaja
Anggita berharap agar para penikmat film agar selalu menonton yang asli, bukan bajakan dari internet atau media sosial lainnya.
“Saya berharap agar para sineas (sebutan untuk orang yang membuat film) dan para penonton untuk selalu berkoordinasi serta bekerja sama untuk memberantas film bajakan. Karena kasihan para sineas, banyak dana yang mereka keluarkan untuk membuat film, tapi karyanya malah ditonton secara gratis melalui bajakan,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim