Tugujatim.id – Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk menekan kasus positif virus asal China tersebut di Indonesia, salah satunya program vaksinasi.
Pemberian vaksin dianggap solusi yang paling efektif untuk mengurangi jumlah kasus infeksi Covid-19. Vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat virus tersebut. Vaksinasi juga bertujuan untuk mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok.
Ada 9 varian vaksin yang telah mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Berikut 9 jenis vaksin tersebut dan perbedaanya.
1. Sinovac
Vaksin Sinovac merupakan produk China dan vaksin pertama yang tersedia di Indonesia. Sinovac telah mendapatkan izin darurat dari BPOM pada 11 Januari 2021. Dikembangkan dari inactivated virus yang diberikan melalui intramuscular. Setiap orang mendapatkan dua dosis vaksin ini yang masing-masing 0.5 mililiter dan interval dosis yang diberikan adalah 28 hari. Vaksin ini aman untuk anak-anak khususnya usia 12 sampai 18 tahun.
2. AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca memiliki platform berupa viral vector (non replicating) dan diberikan dalam dua dosis. Vaksin ini diberikan dalam interval paling lama 12 minggu.
AstraZeneca telah mendapatkan EUA dari BPOM pada 22 Februari 2021 dengan nomor EUA 2158100143A1. Selain itu, vaksin ini juga diklaim ampuh melawan virus korona varian Delta dan Kappa.
3. Sinoparm
Vaksin ini diproduksi perusahaan farmasi Tiongkok dengan karakter dan dosis yang mirip vaksin Sinovac. Dilansir dari situs Universitas Gadjah Mada (UGM), menurut Prof. Zullies Ikawati, dari Fakultas Farmasi, Sinopharm memiliki efikasi mencapai 78 persen. Dapat digunakan untuk usia 18 tahun ke atas.
4. Moderna
Tiga juta dosis vaksin Moderna bantuan dari Amerika Serikat telah tiba di Indonesia pada 11 Juli lalu. Moderna merupakan vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) yang pertama kali dipakai di Indonesia. Vaksin ini tidak menggunakan virus yang dilemahkan, melainkan memanfaatkan komponen materi genetik yang direkayasa.
Vaksin yang diproduksi oleh Moderna Incorporation AS ini diklaim ampuh melawan varian Delta, Kappa dan Gamma. Selain itu, Moderna dinilai aman untuk orang dengan komorbid alias penyakit penyerta. Pemerintah telah menetapkan vaksin Moderna diprioritaskan bagi tenaga kesehatan sebagai vaksinasi tahap ke-3 (booster).
5. Pfizer
Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNtech ini telah mendapatkan UEA BPOM pada 15 Juli 2021. Pfizer diberikan secara intramuskular dengan dua kali penyuntikan. Setiap penyuntikan dosis yang diberikan sebesar 0,3 mililiter dengan interval minimal pemberian antar dosis yaitu 21-28 hari.
6. Sputnik V
BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin Covid-19 Sputnik V pada 24 Agustus 2021. Vaksin Sputnik V digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas. Vaksin ini diberikan secara injeksi intramuscular dengan dosis 0,5 mililiter untuk 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 minggu. Vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia ini menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).
7. Vaksin Biofarma
Vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) ini diberi EUA oleh BPOM pada 16 Februari 2021. Vaksin ini berasal dari bahan baku vaksin yang secara bertahap telah dikirimkan oleh Sinovac.
Vaksin ini memiliki bentuk sediaan vial 5 mililiter. Setiap vial berisi 10 dosis vaksin yang berasal dari virus yang diinaktivasi. Pada setiap vial telah dilengkapi dengan dua dimensi barcode khusus yang menunjukan detail informasi dari setiap vial. Hal itu berfungsi untuk melacak vaksin dan mencegah pemalsuan vaksin.
8. Convidevia
Vaksin Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology juga dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad5). Convidecia juga digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas dengan pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mililiter secara intramuscular.
Efikasi vaksin Convidecia untuk perlindungan pada semua gejala adalah sebesar 65,3 persen. Untuk perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat, efikasi mencapai 90,1 persen.
9. Janssen
Janssen adalah vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad26). Izin penggunaan darurat untuk vaksin Janssen diumumkan BPOM pada 7 September 2021 bersamaan dengan keluarnya izin vaksin Convidevia.
Itulah 9 vaksin Covid-19 yang sudah dapat izin BPOM dan digunakan di Indonesia. Vaksin tersebut diharapkan bisa menjadi solusi untuk membasmi pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa serta melumpuhkan aktivitas masyarakat. Partisipasi dan kesadaran seluruh lapisan masyarakat akan sangat membantu pemulihan Indonesia. Mari sukseskan program vaksinasi Covid yang diberikan gratis oleh pemerintah untuk seluruh rakyat Indonesia.