BOJONEGORO, Tugujatim.id – Mendengar sate kelinci, kira-kira apa yang ada di benak Anda? Bikin penasaran atau malah Anda ingin langsung mencobanya? Ya, melalui tangan dingin Latifah, perempuan asal Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, ini bisa mengolah daging kelinci menjadi aneka kuliner yang menggiurkan. Bahkan, omzetnya per hari hingga Rp 1,5 juta.
Di kafenya, Latifah menyajikan berbagai olahan yang berbahan utama daging kelinci, mulai dari sate kelinci, steak kelinci, penyetan kelinci, rica-rica, hingga gulai kelinci.
“Kami memilih daging kelinci sebagai bahan utama masakan karena ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa daging itu tidak hanya sapi, ayam, maupun kambing saja. Tapi, daging kelinci juga bisa dikonsumsi dan punya banyak manfaat,” ungkap Latifah, pemilik kafe olahan daging kelinci, Jumat (25/03/2021).
Bangunan semi outdoor bernuansa alam ditambah manisnya hamparan persawahan ini dinamakan Kafe Gemah Ripah. Kafe ini sudah berdiri kokoh selama setahun lalu.
Adapun harga menu olahan daging kelinci di Gemah Ripah in cukup terjangkau, mulai dari Rp 15.000-Rp 22.000. Selain itu, tersedia juga menu minuman, di antaranya milkshake, float ice cream, minuman jeruk, teh, jus buah, air mineral, hingga lemon tea. Harga minumannya juga terbilang murah yaitu Rp 3.000-Rp 10.000.
“Menu olahan kelincinya beragam tidak hanya sate, tapi ada rica-rica, gulai, hingga penyetan. Dari harga Rp 15.000-Rp 22.000,” imbuh Latifah.
Sejauh ini, menu yang paling banyak diminati para pelanggan yaitu menu steak dan sate kelinci. Menurut dia, menu tersebut menjadi favorit konsumen karena kuncinya ada pada bumbu dan sambal yang melengkapi olahan daging kelinci tersebut.

Rupanya pengolahan daging kelinci berbeda dengan daging lainnya. Selain memperhatikan kesegaran daging kelinci, dalam proses pengolahan tulang maupun daging kelincinya tidak boleh dipisahkan dari daging. Selanjutnya daging kelinci direndam dalam larutan air garam yang dapat membantu mengeluarkan cita rasa gurih di dalam daging.
“Yang menjadi primadona para pengunjung yakni sate dan steak kelinci. Selain tekstur yang lembut, cita rasanya juga menggoyang lidah pengunjung karena dalam pengolahan daging ada tip tersendiri,” ujar ibu dua anak tersebut.
Bagi Latifah, membuka bisnis kuliner olahan daging kelinci rupanya cukup menguntungkan. Tak main-main, omzet yang diperoleh dari hasil penjualan aneka olahan daging kelinci cukup fantastis, dia bisa meraup omzet hingga Rp 1, 5 juta per hari. Bila dikalikan selama satu bulan tentu bisa mencapai puluhan juta rupiah.
“Kalau penjualan ramai bisa mencapai Rp 1.500.000 per hari, kalau sepi cuma Rp 750.000 itu per hari,” katanya.
Sementara itu, salah satu pengunjung bernama Audita mengatakan, rasa daging kelinci ini mirip dengan daging ayam pada umumnya.
“Rasanya enak, kaya makan daging ayam,” jelas Audita.
Selain rasanya yang nikmat, manfaat daging kelinci sangat beragam, di antaranya mengobati asma, penyakit jantung, membantu tumbuh kembang anak, memperbaiki metabolisme tubuh, hingga menjaga kesehatan janin selama mengandung, dan cocok sebagai menu diet. (Mila Arinda/ln)