SURABAYA, Tugujatim.id – Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap 2 Mei, Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan tanda kehormatan berupa Satyalancana Karya Satya kepada 206 guru di Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Selasa (02/05/2023).
Penyematan tanda kehormatan tersebut tertuang dalam SK Putusan Presiden Republik Indonesia Nomor 63/TK/2022 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya. Tanda kehormatan ini secara keseluruhan diberikan kepada 4.037 orang dan disematkan secara bertahap.
“Apresiasi dan penghormatan kami atas seluruh dedikasi, energi, dan produktivitas kepada guru-guru di Provinsi Jawa Timur karena telah mendidik anak-anak kita,” kata Gubernur Khofifah pada Selasa (02/05/2023).
Sebagai informasi, Satyalancana Karya Satya adalah tanda penghormatan untuk aparatur sipil negara (ASN) yang sudah berbakti atau menjalankan tugasnya selama 10, 20, dan 30 tahun lebih karena dinilai memiliki loyalitas tinggi kepada negara.
Di Hari Pendidikan Nasional ini, guru-guru di Jawa Timur yang menerima penghargaan ini dengan rincian 10 tahun sebanyak 160 guru, 20 tahun untuk 3 guru, dan 30 tahun kepada 43 guru.
“Terima kasih kepada semua guru di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya. Semoga ilmu yang Panjenengan ajarkan bermanfaat dan Panjenengan semua bahagia mulia dunia akhirat, terima kasih sekali lagi,” ujar Gubernur Khofifah.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga mengajak seluruh elemen pendidikan sekolah dan pesantren untuk menggalakkan gerakan aksi bergizi guna mendorong sumber daya manusia (SDM) yang unggul sehingga menciptakan penurunan angka stunting.
Tahun 2022, prevelensi angka stunting di Jawa Timur sebesar 19,2 persen. Ini angka yang cukup tinggi. Sebab pada 2024, Pemerintah Indonesia menekankan untuk capaian stunting berada di 14 persen.
“Untuk itu, saya mengajak semua insan untuk turut serta menggerakkan gerakan aksi bergizi untuk menurunkan angka stunting,” paparnya.
Mantan menteri sosial tersebut juga berkomitmen untuk mendorong “link and match” di institusi pendidikan (SMK) di Jawa Timur di dunia usaha, industri, dan kerja dapat menurunkan tingkat pengangguran di Jatim.
Pada 2020, Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur mengalami penurunan dari 11,89 persen menjadi 6,70 persen. Kemudian, dari hadil tracer study Kemendikbudristek, TPT di Jawa Timur untuk lulusan SMK hanya berada di angka 3,4 persen.
“Artinya, koneksi link and match dapat berjalan dengan baik. Terpenting, anak-anak bisa tahu potensi mereka di bidang apa lalu dipadukan dengan kebutuhan dunia industri kerja,” ujarnya.