Sidak 2 Lokasi Pasar Takjil, Dinkes Kota Kediri Temukan Zat Boraks di Spot Jalan Sekartaji
Gigih Mazda

KEDIRI, Tugujatim.id – Pengawasan terhadap bahan konsumsi masyarakat terus dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri. Bersama Loka Pom atau Pengawasan Obat dan Makanan Kediri melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap penjual takjil di sepanjang Jalan Hayam Wuruk dan Sekartaji, Kota Kediri.
Tujuan dilakukannya sidak ini tak lain untuk mewaspadai adanya kandungan zat berbahaya dalam sajian hidangan menu berbuka puasa.
Dalam sidak tersebut, petugas tak hanya melakukan penyisiran atau sekadar hanya melihat-lihat saja terhadap sajian menu takjil yang diperjualbelikan di sana. Melainkan, petugas juga langsung melakukan uji laboratorium di tempat.
Sementara itu, dari hasil sidak yang dilakukan tersebut hasilnya cukup mengejutkan. Di mana petugas menemukan sejumlah menu takjil yang diketahui mengandung zat kimia berbahaya.
Fauzan Adhima, Kepala Dinkes Kota Kediri, mengatakan dari dua lokasi sidak yang dilakukan yakni Jalan Hayam Wuruk dan Sekartaji, memang petugas pada akhirnya menemukan sajian menu takjil yang mengandung zat berbahaya.
Menu takjil yang diketahui terdapat zat berbahaya itu ditemukan di lokasi penjualan di Jalan Sekartaji. Sedangkan untuk di Jalan Hayam Wuruk aman atau negatif dari unsur zat berbahaya.
Fauzan mengakui petugas mendapati tiga jenis menu takjil yang mengandung zat kimia berbahaya. Hal itu diketahui langsung dari hasil uji lab yang dilakukan oleh petugas.
“Jadi di Jalan Sekartaji itu petugas memeriksa kurang lebih ada 14 sampel hidangan menu takjil yang diperjualbelikan di sana. Hasilnya memang ada 3 jenis menu takjil yang mengandung kandungan zat kimia berbahaya,” ujarnya.
Fauzan membeberkan 3 jenis takjil tersebut diantaranya kerupuk puli yang di dalamnya terdapat kandungan boraks. Selanjutnya kerupuk upil terdapat kandungan rodamil atau pewarna tekstil dan cincau hitam yang diketahui mengandung boraks.
Lebih lanjut, Fauzan mengatakan atas temuan itu pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap pedagang yang bersangkutan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Termasuk menarik sejumlah dagangan yang diketahui mengandung zat berbahaya tersebut.
“Dan seandainya para pedagang ini melakukan perbuatan yang sama yakni tetap menjual barang dagangan dengan mengandung zat berbahaya. Maka sanksi tegas yakni larangan tak boleh berjualan seumur hidup akan diberikan terhadap pihak yang bersangkutan,” ucapnya.
Sementara itu, Muamanah salah satu pembeli menu takjil mengaku, sangat mengapresiasi dengan adanya sidak yang dilakukan. Karena menurut Muamanah, sidak dan uji lab akan mengontrol para pedagang untuk berjualan.
“Jadi para pedagang ini tidak sembarangan dalam memperjual belikan dagangannya terutama dari segi pengolahan bahan dasar. Termasuk memberikan rasa aman bagi pembeli,” katanya.
Diketahui, boraks adalah zat kimia yang terdapat dalam produk-produk rumah tangga seperti detergen, plastik, perabot kayu, dan kosmetik. Meski zat kimia satu ini memiliki banyak kegunaan dalam dunia industri, penggunaan yang tidak seharusnya bisa sangat berbahaya bagi kesehatan. Apalagi jika masuk ke dalam tubuh lewat makanan.
Kini enggunaan boraks sebagai zat tambahan (aditif) dalam makanan sudah dilarang dalam undang-undang di banyak negara. Termasuk juga di Indonesia. BPOM telah melarang penggunaan zat kimia ini untuk ditambahkan pada makanan.
Pasalnya, apabila digunakan secara ilegal dengan dosis yang berlebihan, boraks menyimpan bahaya kesehatan yang tak boleh disepelekan. Boraks adalah bahan kimia berbahaya yang seharusnya tidak dicampurkan dalam makanan.
Sayangnya, masih saja banyak oknum pedagang yang secara sembunyi-sembunyi mencampurkan bahan kimia ini sebagai pengawet makanan agar tidak mudah busuk. Boraks juga umum dipakai untuk membuat tekstur makanan lebih kenyal dan renyah.
Sedangkan, terkait dampak yang diberikan, boraks dalam dosis tinggi dapat meracuni semua sel-sel tubuh dan menyebabkan kerusakan usus, hati, ginjal, dan otak. Ginjal dan hati adalah dua organ yang mengalami kerusakan yang paling parah akibat mengonsumsi makanan yang mengandung boraks.