SURABAYA, Tugujatim.id – Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasatbinmas) Polrestabes Surabaya AKBP Herlina menyampaikan perlunya penyuluhan dan sosialisasi terkait kenakalan remaja, salah satunya di SMPN 1 Surabaya, mengingat seminggu lalu sempat ditemukan aksi tawuran oleh siswa-siswa.
“Memang beberapa hari ini diawali dengan hari kedua (bulan Ramadan, red), ada beberapa kejadian tawuran. Alhamdulillah, sudah 3 hari terakhir diantisipasi oleh rekan di polres atau polsek, ketika jam rawan, kami menurunkan personel yang ada di lapangan untuk penindakan,” terangnya di SMPN 1 Surabaya, Senin siang (19/04/2021).
AKBP Herlina juga menyampaikan bahwa pelaku tawuran yang masih berusia sekolah itu didata dan memanggil pihak orang tua, rukun tetangga (RT), dan rukun warga (RW) di tempat tinggal masing-masing siswa. Tujuannya, AKBP Herlina menjelaskan, untuk mengaktifkan fungsi keluarga di saat sekolah sedang belum optimal.
Also Read
“Semua terlibat kejadian itu didata, kemudian dari data itu kami panggil, baik orang tua, ketua RT, ketua RW untuk datang ke polsek atau polres untuk mengambil anak-anak itu. Kenakalan anak-anak karena fungsi sekolah belum berjalan maksimal, maka kami melibatkan keluarga dan lingkungan untuk mengawasinya,” imbuhnya.
Selain itu, AKBP Herlina berharap bahwa yang sudah dikelola dan ditangani sejauh ini tidak ada kejadian lagi. Terlebih sudah 3 hari ini tragedi tawuran dan kenakalan remaja lainnya sudah tidak ada lagi.
Selain penyuluhan dan sosialisasi soal kenakalan remaja, Polrestabes Surabaya juga menilik persiapan belajar tatap muka. AKBP Herlina menyebut bahwa perlu melihat kesiapan terlebih dahulu. Dia menegaskan protokol kesehatan (prokes) tetap perlu diterapkan saat belajar di sekolah mulai aktif.
“Kami juga akan melihat kesiapan tatap muka, KBM harus mulai dilaksanakan. Pertama, ada kebiasaan baru yaitu 5M tadi. Kemudian vaksinasi dan 3T, yakni tracking, testing, dan treatment. Kami juga akan belajar secara virtual, membuka wawasan pada anak-anak. Dengan kemajuan teknologi, kami bangsa Indonesia jangan lagi sebagai user, ke depan diharapkan jadi narator dan pencipta teknologi,” bebernya.
Dikaitkan dengan adanya kejadian tawuran, AKBP Herlina menjelaskan, membangkitkan jati diri anak yang sedang dalam proses mencari bahwa salah satu cara untuk menjadi anak yang baik ialah berbakti pada kedua orang tua dan keluarganya.