PASURUAN, Tugujatim.id – Lokasi tujuan penjualan hasil penimbunan solar ilegal di Kota Pasuruan terungkap dalam sidang di PN Pasuruan, Rabu (04/10/2023). Diduga solar-solar bersubsidi tersebut dijual sebagai solar industri untuk kapal-kapal Surabaya.
Hal ini diungkap dalam kesaksian Bandi Sudiantono, seorang mantan pegawai PT Mitra Central Niaga (MCN). Bandi menyebut, dirinya dulu bekerja sebagai posisi koordinator lapangan di PT MCN sejak 2022. Sebelum akhirnya berhenti pada Mei 2023 dan digantikan oleh anaknya sendiri, terdakwa
Bahtiar Febrian Pratama.
Selama dia bekerja, hasil penimbunan solar tersebut dikirim untuk industri perkapalan di Pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya.
Also Read
“Solarnya buat kapal-kapal, ngirimnya ke daerah Perak sana,” ujar Bandi.
Solar tersebut dibeli dengan harga subsidi sekitar Rp6.800 per liter. Namun, dijual kembali dengan label solar industri dengan harga antara Rp9.000-Rp11.000 per liter.
Bandi mengatakan, hasil penimbunan solar tersebut tidak diperjualbelikan langsung oleh PT MCN kepada pembeli, melainkan melalui perantara makelar.
“Menjualnya lewat broker (makelar). Kalau ngirimnya pakai truk tangki biru putih (milik PT MCN),” ungkapnya.

Ketika hakim bertanya terkait jumlah keuntungan yang didapat PT MCN setiap bulan, Bandi mengaku tidak tahu. Dia hanya tahu bahwa biasanya bisa terkumpul paling banyak 10 ton dan paling sedikit 2 ton solar per hari di dalam gudang penimbunan.
“Kalau pembayaran semua langsung ke rekeningnya Pak Wahid,” jelasnya.
Bandi juga mengaku bahwa dirinyalah orang yang punya ide dan melakukan modifikasi dua tangki truk kuning untuk mencari solar SPBU. Truk tangki tersebut dia sewa dari pemiliknya, lalu dipasang tangki tambahan dan dimodifikasi dengan mesin pompa.
Namun, semenjak berhenti bekerja, dia mengaku bahwa truk sewaan tersebut sudah dikembalikan ke pemiliknya.
“Kalau truk yang buat nyari solar sekarang pakai punyanya Sutrisno (terdakwa),” ujarnya.
Sebagai informasi, sebanyak lima saksi dihadirkan dalam sidang kasus dugaan penimbunan solar di Kota Pasuruan yang digelar di PN Pasuruan, Rabu (04/10/2023). Di antaranya dua polisi dari Bareskrim Polri Irwanto dan Surya Laksana, kemudian saksi Bandi Sudiantono selaku mantan karyawan PT MCN, Muhammad Abdillah selaku bagian administrasi PT MCN, serta Hasyim Ismail selaku penjaga gudang.
Dalam kasus dugaan penimbunan solar di Kota Pasuruan ini, JPU menetapkan tiga terdakwa. Yakni terdakwa Abdul Wachid selaku pemilik modal dari PT MCN, kemudian Bahtiar Febrian Pratama selaku pengelola keuangan, dan Sutrisno selaku koordinator sopir.
Ketiganya didakwakan Pasal 55 UU RI No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Pasal 40 Ayat 9 UU RI No 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati