BOJONEGORO, Tugujatim.id – Idul Fitri dimaknai sebagai kembali ke fitrah atau kembali suci. Makna Idul Fitri memiliki arti penting bagi umat Islam di dunia. Pada hari tersebut, umat muslim merayakan Lebaran usai puasa Ramadhan sebulan penuh.
Sholikin Jamik, Wakil Ketua Bidang Kebijakan Publik dan Hukum, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro mengatakan, selama Ramadhan, umat muslim digembleng dengan pendidikan langsung dari Allah SWT. Dia mengatakan, ada pembagian keutamaan di bulan Ramadhan, yaitu sepuluh hari pertama rahmat, sepuluh hari kedua adalah ampunan, dan sepuluh hari ketiganya adalah terbebas dari api neraka.
Sholikin menjelaskan, pada sepuluh hari pertama, kecintaan dan rahmat Allah SWT akan diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali. Kemudian sepuluh hari kedua merupakan bulan yang penuh maghfiroh atau bulan yang penuh ampunan. Di hari tersebut sudah dilakukan seleksi, jika rahmat bisa diberikan kepada siapa saja, pada bulan penuh ampunan ini hanya beberapa orang yang bersungguh-sungguh dalam pendidikan Ramadhan tersebut nantinya akan diampuni oleh Allah SWT.
Also Read
Dia menyebut, untuk sepuluh hari terakhir atau disebut “itqum minan nar: yang artinya terbebas dari api neraka. Tentu pada sepuluh hari terakhir, umat muslim sudah diseleksi kembali oleh Allah SWT, meski Allah SWT sudah memberi iming-iming yang dinamakan Lailatur Qadar. Hal tersebut tidak mudah dijalankan karena orang-orang sudah disibukkan dengan urusan duniawi.
Tiga tahapan tersebut bersifat Hablum Minallah, yang artinya konsep bagaimana manusia berhubungan dengan sang maha Pencipta Allah dengan mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya.
“Orang-orang yang sudah memenuhi pendidikan dan seleksi dari Allah SWT di bulan Ramadhan itulah sebenarnya yang berhak untuk merayakan Idul Fitri atau kembali ke fitrah. Jadi, dia kembali suci dan itulah sebenarnya makna dari Idul Fitri”.
Sementara itu, dia mengatakan, ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri ini sifatnya menjadi Hablum Minannas, yaitu konsep di mana individu manusia menjaga hubungan baik dengan individu atau kelompok manusia lainnya. Maka pesan terbesar Idul Fitri ini adalah tidak boleh menutup pintu rumah yang menandakan sebuah egoisme. Dan manusia diberi tugas oleh Allah SWT, pekerjaan yang mulia saat itu adalah memberi maaf.
“Alladzina yunfiquna fi al’ssarra waddarra wakadiminal aydo wal aafiina annas waullahu yuhibbu muhsinin”.
Artinya : Orang orang yang memaafkan (hartanya), baik pada waktu lapang maupun sempit, serta orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan pada orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Al-Imron/3:134). (*)