MALANG, Tugujatim.id – Sebanyak 2 dari 9 orang yang terpapar Covid-19 secara beruntun di permukiman warga di Jalan Lowokdoro, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, diketahui meninggal dunia. Sebelumnya, penyintas Covid-19 Ngartono, 83, yang merupakan pensiunan tentara meninggal dunia pada 14 Mei 2021. Kini giliran warga yang berada di beda RT dengan klaster awal, Rina Ratnawati, 46, juga meninggal dunia pada 20 Mei 2021.
Diketahui, penularan virus terjadi beruntun hingga ada 9 orang terkonfimasi positif. Ketua RT 06 RW 04 Sukun Agung Harianto mengatakan, kasus pertama paparan virus ini dialami keluarga Ngartono.
“Beliau sering di rumah, gak pernah ke mana-mana. Tapi, beliau sering ke RSSA untuk cek jantung. Pas balik rumah sakit itu tiba-tiba ada kabar dia positif. Lalu meninggal pas hari raya,” tuturnya.
Namun, menurut Kabid Kedaruratan Logistik BPBD Kota Malang Nur Azmi, pensiunan tentara itu bukanlah kasus pertama. Namun, dia diketahui terpapar dari istrinya, yakni Suyatmi, yang sering melakukan mobilitas ke luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.
“Diketahui, istrinya ini sering keluar ke saudaranya di Plaosan. Terakhir, dia habis jenguk orang sakit di Gadang. Kemungkinan dia tertular lebih dulu, lalu menulari suaminya, Pak Ngartono ini,” jelasnya.
Dari sinilah, virus asal Wuhan, China, itu mulai menyebar. Terhimpun ada 6 orang lain yang diduga adalah keluarga besar yang sering berinteraksi. Hingga kemudian merembet ke 1 orang yang berada di RT lain.
“Ketambahan lagi 1 orang, anak kecil masih 7 tahun terkonfirmasi positif. Diduga tertular dari warga yang melakukan isolasi mandiri. Saat ini beberapa orang masih dirawat di safe house, dan sudah ada yang pulang juga,” paparnya.
Kasus ini pun bahkan baru diketahui petugas pada baru-baru ini. Pada Senin (24/05/2021), petugas BPBD Kota Malang mensterilisasi seluruh permukiman Lowokdoro. Semua warga akhirnya di-swab test guna mencegah transmisi meluas.
Bahkan, sejumlah warga sampai memasangi pagar rumahnya dengan kertas bertuliskan “Maaf Tidak Menerima Tamu, Sedang Lockdown”.
“Untuk hasil swab test-nya, nanti akan kami beritahukan lebih lanjut,” katanya.
Terpisah, Analis Perencanaan Evaluasi BPBD Kota Malang Cornellia Selvyana Ayoe juga mendapati informasi bahwa selama ini PPKM mikro di sana tidak berjalan. Bahkan, dalam kasus klaster ini saja tidak ada laporan resmi dari camat, lurah, maupun RT/RW.
“Beruntung ada informasi dari warga, akhirnya kami langsung tangani hari ini. Jadi, sampai sekarang itu tidak tahu kasus ini ketahuan mulai kapan, di-lockdown apa tidak sejak kapan belum terkonfirmasi dengan jelas,” bebernya.
Dia menyayangkan atas hal ini dan mengimbau kepada masyarakat lain untuk waspada dan mawas diri.
“Tetap jaga prokes karena pandemi belum sepenuhnya berakhir. Tadi malem itu juga bendera zonasi diubah jadi kuning. Sudah saya sampaikan segera diganti bendera zona oranye,” tegasnya.