TUBAN, Tugujatim.id – Dinas Sosial (Dinsos) Bidang Penanganan Fakir Miskin Provinsi Jatim melakukan inspeksi mendadak (sidak) di dua desa di Kecamatan Plumpang, Tuban, Kamis sore (27/05/21). Yaitu, Desa Samben dan Plandinrejo. Berdasarkan informasi yang digali Tugu Jatim, sidak itu untuk memastikan dan mengklarifikasi laporan masyarakat bahwa keluarga penerima manfaat (KPM) mendapati bahan pangan yang kurang layak saat penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT).
Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinsos Provinsi Jatim Sapto mengatakan, tujuan sidak ini mengklarifikasi terkait laporan masyarakat yang mendapati adanya telur busuk. Hasilnya, telur yang busuk tersebut sudah dilaporkan oleh KPM kepada pendampingnya. Pendamping pun menyampaikan kepada agen. Namun, KPM yang menerima telur busuk tersebut tidak mau diganti. Akibatnya, masalah itu malah panjang.
“Yang bersangkutan sudah saya ajak komunikasi untuk cerita kronologinya seperti apa. Berita tersebut memang benar. Namun, hanya dua telor yang busuk. Setelah itu agen datang ke pihak KPM untuk menggantinya. Dan ibu yang bersangkutan tidak mau,” tutur Sapto di sela-sela acara tersebut.

Dia menambahkan, yang dapat itu kemungkinan kebetulan apes. Karena sebelumnya juga tidak ada kabar seperti ini. Pihaknya meminta kembali kepada KPM agar turut mengecek barang bantuan ini sebelum dibawa pulang ke rumah.
“Sebelum bahan pangan dibawa pulang, tolong dicek dulu. Biar nanti kalau ada yang tidak layak konsumsi atau tidak sesuai dengan ukuran bisa ditukar secara langsung. Toh hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisasi,” tegas Sapto.
Pihaknya sering menyampaikan di beberapa daerah, tolong para agen diarahkan yang baik. Setelah tidak bisa dibina, Satpo segera mengomunikasikan dengan dinas setempat untuk memutus kerja sama dengan agen yang sulit diarahkan.
Sementara itu, Chusnan Arif selaku pendamping TKSK menambahkan, untuk jumlah KPM di Desa Kesamben kurang lebih 300 orang. Dia mengatakan, setelah mendapatkan kabar itu, agen juga diajak ke pihak yang bersangkutan. Namun, KPM tidak mau diganti.
“Saya sebagai pendamping selalu mengingatkan pada agen untuk selalu mengecek ulang beberapa komoditas yang KPM diterima dari agen. Sehingga jika ada komoditas yang kurang baik, bisa diganti secara cepat,” tutur Arif.
Lebih lanjut Arif menuturkan, untuk hasil dari sidak Dinsos Provinsi Jatim ini nanti akan segera ditindaklanjuti. Dengan demikian, pihak supplier dan agen bisa lebih selektif lagi untuk menjaga kualitas komoditas.
“Tugas kami sebagai pendamping untuk pengawasan di komoditas supaya ditingkatkan kualitasnya oleh supplier maupun agen,” tutup Arif.
Di lain pihak, KPM yang enggan disebutkan namanya menuturkan, sebelum-sebelumnya belum pernah menerima telur busuk.
“Sebenarnya saya sudah didatangi agen, Mas. Dan telur busuk yang saya dapat mau diganti. Tapi, saya tidak mau, wong cuma dua butir kok,” ujar KPM yang enggan disebutkan namanya itu.