MALANG, Tugujatim.id – Polresta Malang Kota selangkah lebih dekat mengusut penyebab kronologi kaburnya 5 calon TKW dari mes penampungan Balai Latihan Kerja PT Central Karya Semesta (BLK PT CKS) yang terjadi pada Rabu malam (09/06/2021).
Terbaru, Satreskrim Polresta Malang Kota telah memeriksa 7 saksi, baik dari perwakilan warga dan manajemen PT BLK CKS. Namun, untuk kejelasannya belum bisa disimpulkan karena belum menemukan fakta penyebab kaburnya para TKW.
”Tinggal kami periksa keterangan dari korban yang saat ini masih dirawat. Kami koordinasi dengan dokter dulu apa bisa diperiksa atau tidak,” ungkap Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Tinton Yudha Riambodo pada awak media Jumat (11/06/2021).
Terkait keterangan warga bahwa kasus kaburnya TKW berkal-kali hingga status perizinan PJTKI ini, Tinton menjelaskan, bukan bagian tugas dari kepolisian. Aparat penegak hukum hanya menangani dugaan tindak pidana saja.
”Karena itu, kami fokus menggali keterangan dari korban terkait apa penyebab mereka sampai kabur dengan cara seperti itu. Yang jelas, penyelidikan kasus ini tetap berlanjut,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam peristiwa itu membuat 3 dari 5 TKW yang kabur ini terpeleset dan terjatuh. Mereka kabur dengan cara menyusuri tali dari sambungan kain selimut menuruni gedung dari lantai 4. Nahasnya, mereka terpeleset dan jatuh dalam aksi pelarian ini.
Terkait dugaan eksploitasi terhadap para calon TKW yang sedang dalam masa pelatihan sebelum dikirim ke luar negeri ini, dia belum bisa menyimpulkan selama belum ada keterangan dari korban.
”Soal itu kan masih simpang siur. Nanti akan kami minta keterangan kepada korban. Saat ini masih belum bisa diajak komunikasi. Kami tunggu korban sembuh dulu,” tegasnya.
Seperti diberitakan tugumalang.id, partner tugujatim.id, salah satu TKW usai dievakuasi warga usai terjatuh, mengungkap fakta mengejutkan bahwa dirinya sudah tak betah atas sistem pelatihan yang dia nilai eksploitatif.
Bahkan, korban juga membeberkan mengetahui ada calon TKW lain yang diduga tewas. Dan para calon TKW lain diminta untuk bungkam. Jika tidak, ada sanksi dan ancaman ditujukan untuk mereka.
”Pas malam Lebaran ada yang mati. Kami disuruh diam, kalau ngomong-ngomong akan dihukum. HP kami disita (waktu itu),” tambah korban dikutip dari video milik warga yang viral.