KEDIRI, Tugujatim.id – Hadirnya aplikasi “Halo Masbup” yang digagas Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana telah berjalan 3 bulan sejak diluncurkan pada 25 Maret 2021. Saat itu bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1.217, inovasi ini seolah lahir untuk merangkul elemen masyarakat dalam mengawal pembangunan Kabupaten Kediri.
“Alhamdulillah, ada pembangunan jalan yang segera direspons,” singkat Kepala Desa (Kades) Pelem Ali Sukron.
Warga Pelem sempat pesimistis dengan wacana pembangunan yang disampaikan oleh bupati Kediri. Bahkan, warga dulu sempat ingin menanam pisang di Jalan Bengawan Solo karena jalan rusak parah. Buktinya lain, Ali menambahkan, pembangunan itu terealisasi setelah ada laporan di aplikasi Halo Masbup. Ali menambahkan, pengaspalan Jalan Bengawan Solo itu menjadi bukti kinerja dan program dari apa yang disampaikan Mas Dhito, sapaan Bupati Kediri.
Also Read
“Jalan Bengawan Solo, Desa Pelem, Kecamatan Pare, dulu sisi Talun rusak parah, tapi sekarang mulus,” kata Ali.
Dia menuturkan, pengaspalan sepanjang 350 meter dengan lebar jalan 4 meter membuat warganya membuka mata. Sebab, janji kampanye yang disampaikan Mas Dhito tak sekadar obralan janji belaka.
Berbeda dengan Ali, pakar komunikasi politik dari IAIN Kediri Dr Prilani memandang ada saluran informasi publik yang akhirnya terbuka. Apalagi, Mas Dhito memberikan inovasi Halo Masbup untuk mempermudah berkomunikasi dengan masyarakat.
“Artinya, euforia masyarakat Kabupaten Kediri sedang terjadi, ini wajar dirasakan masyarakat setelah bertahun-tahun merasa jauh dengan pemerintah,” kata Prilani.
Dia menyebut, Halo Masbup menjadi salah satu keran komunikasi publik yang bisa menjadi penilaian untuk masyarakat. Meski demikian, Prilani juga mengingatkan agar Pemkab Kediri tidak boleh cepat puas dengan aplikasi itu. Terpenting, Prilani mengatakan, ada beberapa hal perlu dipikirkan selanjutnya.
Prilani menyebutkan, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan aplikasi itu. Yakni, Pemkab Kediri harus mengevaluasi tentang frekuensi laporan, durasi pengolahan laporan, kecepatan eksekusi, dan akurasi dalam memfilter informasi dan laporan.
“Harus ada filter dan evaluasi ke depan, timnya Mas Bup harus punya mapping, mana yang diprioritaskan. Menurut saya, bukan sekadar aplikasinya saja, tapi dampak dari aplikasi itu bagaimana,” terang alumnus Universitas Padjajaran Bandung ini.
Di sisi lain, Halo Masbup selama 3 bulan sejak diluncurkan telah diunduh sekitar 3 ribu pengguna. Bahkan, tercatat ratusan kali mengeksekusi laporan warga.
“Halo Masbup menjadi salah satu untuk memangkas jarak antara pemerintah dengan masyarakat. Tidak harus bertemu saya, melalui aplikasi ini masyarakat bisa mengadu atau menyampaikan uneg-unegnya dan langsung diteruskan kepada satker untuk segera dieksekusi,” kata Mas Bup pada 5 Juni lalu.
Hingga awal Juni, ada 606 laporan telah selesai dieksekusi. Laporan terbanyak sejumlah 125 laporan ke dinas pendidikan, 122 laporan untuk dinas PUPR, DPMPD (92 laporan), dinas sosial (60 laporan), dan dispendukcapil (45 laporan). Sisanya, laporan untuk beberapa sektor lain.