MALANG, Tugujatim.id – Sepanjang Sabtu (9/3), tiga titik longsor terjadi di Kecamatan Bumiaji dan satu titik di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, bahkan longsor sempat menutup jalur Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto dalam beberapa jam. Longsor dipicu oleh hujan dengan intensitas deras yang mengguyur Kota Batu dan sekitarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan, titik awal longsor terjadi di Jalan Raya Sumberbrantas Cangar, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu sekitar pukul 15.00 WIB. Longsor membuat arus lalu lintas jalur provinsi tersebut sempat terhambat. Tanah dengan dimensi panjang 20 meter, lebar 3 meter dan tinggi 3 meter longsor, karena tanah jenuh akibat hujan deras.
“Material longsor menutup saluran drainase dan sebagian bahu jalan. Namun, tim gabungan bersama perangkat desa langsung melakukan pembersihan,” terang Agung.
Longsor juga terjadi di Dusun Jurang Kuali Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji sekitar pukul 15.00 WIB. Plengsengan non teknis ambrol dengan dimensi tinggi 9 meter, panjang 15 meter dan lebar 2 meter.

Sementara di RT 6 RW 1 Dusun Cangar, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji sekitar pukul 18.00 WIB juga terjadi longsor. Plengsengan sungai di Dusun Banaran ambrol sepanjang 30 meter dan tinggi 2 meter.
Longsor juga terjadi pada pukul 17.00 WIB di Jalan Bupati Suntoro RT 05, RW 04, Dusun Gangsiran Ledok, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Longsoran juga sempat menutup akses jalan warga. Plengsengan teknis ambrol dan menutup sebagian akses jalan warga dengan dimensi panjang 12 meter dan tinggi 5 meter.
“Material longsor menutup sebagian akses jalan raya warga. Pasca kejadian, petugas gabungan dan warga desa melakukan pembersihan material longsor,” ungkapnya.
Agung meminta masyarakat di kawasan rawan longsor meningkatkan kewaspadaan. Daerah rawan bencana di Kota Batu hampir menyeluruh di semua wilayah, terutama Desa Giripurno, Desa Pandanrejo, Desa Sumber Brantas dan Desa Tulungrejo.
“Karena faktor kontur tanah di sana memang labil dan terletak di dataran tinggi. Oleh sebab itu EWS (Early Warning System) dipasang untuk mendeteksi pergerakan tanah setiap saat,” ujarnya.
Masyarakat diminta segera melaporkan jika terjadi bencana atau sesuatu yang mencurigakan seperti gerakan tanah atau potensi bencana lain. Masyarakat diminta tidak panik, tetapi meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Reporter : Muhammad Ulul Azmy
Editor: Darmadi Sasongko