MOJOKERTO, Tugujatim.id – Tadarus Alquran di bulan Ramadan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bagi seorang muslim. Berikut manajemen khatam Alquran di Bulan Ramadan ala Pegiat Literasi Pesantren Al Azhar Kota Mojokerto.
Makna tadarus sendiri adalah membaca ayat Alquran dengan orang lain menyimak setiap bacaan atau sebaliknya. Tadarus Alquran merupakan sunnah Nabi SAW, saat beliau disimak langsung oleh malaikat Jibril, begitupun malaikat Jibril membacakan ayat-ayat Alquran kepada Nabi SAW setiap malam pada bulan Ramadan.
“Cara apapun, paling besar pahala saat membaca Alquran adalah setiap bacaan Alquran yang mampu menghadirkan hati (khudhur), menumbuhkan hikmah serta cahaya di dalamnya,” ujar Uswatun Hasanah, yang juga Kepala TPQ Miftahul Jannah Mojokerto, kepada TuguJatim.id, Minggu (17/3/2024).
Saat Ramadan pula umat Islam berlomba-lomba mengkhatamkan Alquran, berharap pahala dan keberkahan. Lalu bagaimana cara atau manajemen khatam Alquran di bulan suci Ramadan?
“Manajemen bagi pejuang khatam Alquran selama Ramadan, baik untuk yang masih terbata-bata atau yang sudah lancar bacaannya ada beberapa cara,” beber Ning Uswah, sapaan Uswatun Hasanah membeberkan langkah demi langkah.
Pertama: Niat dengan ikhlas mengejar ridho Allah Swt.
Segala perbuatan harus diawali dengan niat yang benar, termasuk niat tulus agar Allah Swt memberi kemudahan mengkhatamkan Alquran di bulan Ramadan.
Kedua: Memasang Target
Bulan Ramadan hanya berlangsung sekira 29 atau 30 hari saja. Oleh karena terbatasnya waktu, seseorang harus mempunyai target berapa juz atau halaman yang dibaca per hari agar khatam Alquran bisa tercapai selama Ramadan.
“Kalau mau target sebulan khatam 1 kali, maka caranya adalah setelah selesai salat 5 waktu dan wirid, dibaca 2 lembar atau 4 halaman. Selepas subuh 4 halaman. Selepas dzuhur 4 halaman, selepas asar 4 halaman, lalu setelah maghrib 4 halaman, kemudian setelah isya 4 halaman. Selesai sehari 1 juz,” terang Ning Uswah.
Bila ingin khatam dua kali selama bulan Ramadan berarti dua kali lipat membacanya, yakni 4 lembar, setelah subuh 8 halaman, setelah duhur 8 halaman, selepas asar 8 halaman, bakda maghrib 8 halaman, selepas isya 8 halaman. Maka dapat selesai 2 juz per hari.
“Hal ini berlaku kelipatannya jika ingin khatam tiga kali atau lebih,” imbuh Ning Uswah.
Khusus buat perempuan, karena perempuan umumnya mengalami haid setiap bulannya, maka bagi perempuan yang sedang masa suci tadarusnya bisa memakai opsi yang kedua yakni membaca Alquran sehari 8 halaman atau 4 lembar.
“Karena ketika menstruasi, perempuan dilarang membaca Alquran. Tapi jangan bersedih jika tidak bisa tadarus Alquran disebabkan siklus alami menstruasi, karena menjauhi larangan Allah Swt yang berupa tidak membaca Alquran saat menstruasi merupakan bentuk ibadah dan ketaatan muslimah kepada Allah Swt,” kata Ning Uswah.
Perempuan dengan kodratnya pasti mengalami haid setiap bulannya. Namun meski sedang haid, kaum perempuan juga tetap bisa mendapat pahala meski tidak lewat tadarus Alquran.
Tetapi dijelaskan Ning Uswah, jangan bersedih jika tidak bisa tadarus Alquran disebabkan siklus alami menstruasi, karena menjauhi larangan Allah Swt. berupa tidak membaca Alquran saat menstruasi juga bentuk ibadah dan ketaatan Muslimah kepada Allah Swt, dalam kitab Akhlaqun Nisa’ dijelaskan tidak ada seorang perempuan haid kecuali haid tersebut menjadi kafarat bagi dosa-dosa yang telah dilakukan.
“Sementara, bila perempuan haid mau membaca Alhamdulillah ala kulli haalin wa astaghfirullah min kulli dzanbin maka Allah SWT akan memastikannya terbebas dari api neraka. Tidak hanya itu, perempuan yang mau membaca bacaan tersebut dijanjikan bisa melewati shirat, aman dari segala siksa, Allah SWT tinggikan derajatnya setiap sehari semalam 40 derajat orang syahid. Dan pahala-pahala tersebut diperuntukkan bagi wanita haid yang selalu ingat Allah SWT,” terang Ning Uswah.
Selain membahas bacaan yang bernilai pahala bagi wanita haid, Ning Uswah juga menjelaskan, bahwa membaca Alquran selama bulan Ramadan juga dapat dilakukan selain waktu setelah salat wajib.
“Ketika sedang berada di perjalanan berangkat atau pulang kerja, entah di dalam kereta, bus, dan lainnya. Membaca al-Qur’an juga bisa saat istirahat sekolah, kuliah, atau kerja. Lalu bisa tadarus memakai aplikasi Alquran dalam ponsel, namun pastikan dalam keadaan telah berwudlu, sebab meski aplikasi Alquran bukan mushaf, namun dihukumi seperti mushaf. Jadi wajib suci ketika membuka aplikasi dan membacanya,” urainya.
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko