MOJOKERTO, Tugujatim.id – Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam. Selain itu, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
“Dari berbagai referensi, bulan Ramadan terbagi menjadi tiga fase yang masing-masing memiliki keutamaan. Pada 10 hari pertama bulan Ramadan, Allah Swt memberikan rahmat dan limpahan pahala dari berbagai amalan yang kita lakukan selama bulan Ramadan,” kata Moh. Ali Rohmad, Akademisi Universitas Islam Mojopahit (Unim) Mojokerto, Minggu (17/3/2024).
Fase ini merupakan fase terberat dan tersulit karena merupakan peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga maghrib. Salah satu hadis sering digunakan terkait pembagian keutamaan bulan Ramadan tersebut yang artinya:
“Adalah bulan Ramadan awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya pembebasan dari api neraka,” kata Ali Rohmad mengutip hadis riwayat al-Baihaqi dalam Syuʽabul Iman dan juga diriwayatkan Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah.
Pada prinsipnya, hadits yang berkaitan dengan fadhail amal (keutamaan beramal) itu boleh diriwayatkan atau dalam konteks pembahasan ini, boleh digunakan untuk memberi motivasi dan semangat beribadah.
“Mahmud al-Thahhan menyebutkan bahwa hadits dhaif bisa disampaikan dengan dua syarat yakni tidak berhubungan dengan akidah, dan tidak berhubungan dengan hukum syariat seperti halal dan haram,” lanjut dosen asal Fakultas Agama Islam (FAI) Unim Mojokerto tersebut.
Namun untuk kehati-hatian, sebaiknya lebih menggunakan hadits sahih tentang orang yang puasa Ramadhan akan mendapatkan keutamaan diampuni dosanya yang lalu, sebagaimana riwayat al-Bukhari yang artinya, “Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu,” (HR. Bukhari).
“Dengan demikian pada hari ke berapa pun, mulai 10 hari pertama, kedua, maupun ketiga, kita harus semangat beribadah, berjuang mendapatkan ampunan dari Allah SWT dan terus meningkatkan kualitas ibadah puasa kita,” beber Ali Rohmad.
Ibadah puasa Ramadan sebagai salah satu rukun Islam memiliki banyak keutamaan. Dalam kitab Is’afu Ahlil Iman bi Wadza’if Syahri Ramadhan yang ditulis oleh Syekh Hasan Muhammad Al-Masyath menerangkan bahwa ibadah puasa lebih unggul dibanding ibadah lainnya karena puasa adalah ibadah yang tidak terlihat secara gerakan.
“Berbeda dengan ibadah lainnya seperti salat, zakat ataupun haji. Lain halnya dengan berpuasa, ketika seseorang berpuasa, tidak ada gerakan yang menunjukan seseorang sedang berpuasa. Maka dalam ibadah puasa akan sulit untuk terjerumus dalam sifat pamer ibadah (riya), dan hanya Allah SWT yang mengetahui bobot pahala ibadah puasa. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita semua. Amin,” pungkas Ali Rohmad.
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko