MALANG – Seekor ular jenis Reticulatus Phyton (piton) yang dipelihara di Taman Rekreasi Kota (Tarekot) Malang terlantar hingga mengalami cacat di bagian bibir bawahnya.
Dari informasi yang dihimpun, kondisi ular dengan julukan Puspo Kacang ini mengalami infeksi parah hingga mengakibatkan cacat alias hilang seperempat rahangnya.
Saat ini, ular sepanjang 4 meter ini sudah mendapat penanganan medis dari tim Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (RSHP FKH UB).
Baca Juga: Menapaki Keindahan Alam di Kaki Gunung Arjuno dan Gunung Welirang
”Kondisinya kini sudah membaik. Sudah mendapat penanganan medis dari dokter hewan di RSHP FKH UB,” ungkap Humas Reptil Addict Malang, M Nur Rozikin, pada Selasa (8/9/2020).
Awal kasus ular piton terlantar di taman wisata milik Pemkot Malang ini baru terungkap dari postingan warga yang berkunjung ke Tarekot, sebulan silam.
Namun, warga tersebut baru mengunggah kasus ini di media sosial untuk menggalang bantuan evakuasi pada Rabu lalu (2/9/2020). Laporan ini kemudian direspon cepat Komunitas Reptil Addict Malang.
Zikin mengatakan, usai mendapat laporan ini, pihaknya langsung meminta izin pada petugas Tarekot untuk mengevakuasi reptil yang terlantar ini.
Jawabannya, kata Zikin, dipersilahkan. ”Kalau mau ambil dan dirawat silahkan saja. Itu hewan hasil pemberian (hibah) masyarakat,” ujar Zikin menirukan kata petugas dengan nada yang seolah tak bersalah.
Dari hasil keterangan petugas, luka itu akibat terlalu seringnya ular menabrak pagar (ram) kandang dari besi.

Baca Juga: Gawat, Kontaminasi Mikroplastik Sungai Brantas Sudah Terjadi Sejak dari Malang
Zikin yang berpengalaman dengan hewan reptil ini mengatakan, ular sudah dalam kondisi stres saat dievakuasi. Ular ini juga diketahui kerap bersikap defensif dan galak kepada setiap apapun yang lewat disekitar teritorinya.
“Saat dievakuasi, ular ini sudah terlihat stress. Galak sekali. Begitu ada yang lewat, dia nyerang sehingga kepalanya terbentur pagar. Saking seringnya, jadi luka,” paparnya, Selasa (8/9/2020).
Dia melanjutkan, kondisi luka ini semakin parah karena tidak segera ditangani sehingga menimbulkan infeksi dan pembusukan. Lama pembusukan jika dilihat dari tingkat keparahannya ditaksir sudah terjadi sejak lama.
”Kasihan. Kayake udah lama itu, sampe busuk. Infeksinya parah ditambah dengan kondisi kandang yang lembab dan kotor. Mulut bawahnya itu sampe hilang seperempat,” kenangnya ngeri.
Dia bersama teman komunitas reptil yang berdiri sejak 2015 ini sangat menyayangkan atas kurangnya kepedulian petugas dalam menangani satwa ular piton tersebut. Bahkan, kandang hewan disana sudah tak layak ditinggali. Bau dan kotor.
Baca Juga: Pencemaran Mikroplastik Sungai Brantas Tinggi, Didominasi Limbah Rumah Tangga
”Kalau memang gak mau ngerawat, mbok ya mending dikasih ke temen komunitas biar dirawat. Atau dikembalikan saja ke yang berwenang. Jangan ditelantarkan begitu,” tegasnya.
Sebagai informasi, Tarekot yang beralamat di Jalan Mojopahit No 1, Kelurahan Kiduldalem, Kota Malang ini mulanya didirikan sebagai sarana rekreasi keluarga murah meriah tanpa harus ke luar kota. Selain kolam renang, juga ada kebun binatang mini.
Namun kini nasib kebun binatang mini ini semakin memprihatinkan. Dari 14 kandang yang ada, kini tersisa 3 ekor kera, 2 ekor landak, kelelawar, dan ular. Mereka adalah satwa hasil hibah masyarakat. Masing-masingnya tak terurus di dalam kandang yang tidak layak. Bau dan kotor. (azm/zya)