MOJOKERTO, Tugujatim.id – Lomba menggambar dan bercerita menjadi cara Cak Sandi, sapaan Dr. Rachman Sidharta Arisandi, menguatkan dua kualitas insani kaum muda Mojokerto Raya di tengah gempuran kecerdasan buatan (artificial intelligence), yakni kreativitas dan humanitas. Ini terlihat dalam acara Malmingan Karo Cak Sandi; Lomba Nggambar Sudut-Sudute Kutho Mojokerto, Sabtu (21/09/2024) malam kemarin.
Cak Sandi mengatakan, kaum muda masa kini hampir pasti akan berpasangan dan bahkan bersaing dengan aplikasi kecerdasan buatan. Ada begitu banyak pekerjaan, atas nama efisiensi dan praktikalitas, telah dan terus akan diambil-alih oleh mesin-mesin yang semakin pintar.
“Nantinya, hanya pekerjaan-pekerjaan yang khas manusia yang tersisa dan tak tergantikan oleh mesin pintar. Dua kemampuan khas manusia itu adalah kreativitas dan humanitas, seperti kekaryaan seni dan kesanggupan empati. Dua hal ini yang menjadi benteng pertahanan terakhir bagi adik-adik semua”, tegasnya.
Dengan hastag ‘Iki Critane Kuthoku Rek!, lomba yang diikuti oleh para pelajar SMP hingga mahasiswa ini memadukan unsur visualisasi dan narasi, gambar dan cerita. Jadi selain menggambar sketsa secara cepat, para peserta juga diminta menuliskan cerita di balik kertas gambar mereka.
Tiga orang juri melakukan penilaian awal untuk memilih enam gambar dan narasi terbaik. Selanjutnya, dua orang juri meminta presentasi dan klarifikasi terhadap pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh para peserta melalui gambar dan ceritanya.
“Nah lewat menggambar dan bercerita ini, kita ingin mengetahui bagaimana anak-anak muda mengamati dan mendeskripsikan kotanya, menghayati dan mengungkapkan perasaan terhadap kotanya, dan terakhir merumuskan imaginasi dan ekspektasi mereka terhadap kotanya. Deskripsi, Ekspresi dan Imaginasi ini sebenarnya kan hakikat kesenian, yang tentu saja disampaikan dengan indah,” kata Cak Sandi, Minggu (22/09/2024).
Cak Sandi menambahkan, media menggambar ini juga diharap dapat menjadi pengingat bagi peserta. “Maksudnya, lewat menggambar ini, kami yakin peserta akan memiliki ingatan untuk masa datang. Ingatan untuk membangun Kota Mojokerto bersama-sama. Karena siapa tahu di antara peserta yang ikut ternyata menjadi sosok yang siap mengabdi bagi warga dan kotanya,” tandasnya.
Diketahui, Cak Sandi yang lebih dikenal sebagai akademisi dan pegiat seni dan budaya, memastikan diri mendampingi Calon petahana Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari. Rektor UNIM dua periode ini adalah putra bungsu Prof. Dr. H. Machmoed Zain, yang juga mantan Bupati Mojokerto. Tak heran bila dalam acara malam mingguan ini, juga tampak hadir ibunda Cak Sandi Dewi Masyitoh, sang isteri Mbak Lina, dan bahkan Nilam, putrinya yang ikut mengisi acara sebagai gitaris kelompok bermusiknya. Cak Sandi Sak Boloan, dengan Kajone kesukaannya, juga sempat tampil dalam beberapa lagu pengantar.
Ketika sesi presentasi dan narasi, ternyata percakapan berkembang menjadi diskusi hangat perihal Kota Mojokerto. “Pengembangan pariwisata perlu memberdayakan atau memberi kesempatan berusaha bagi para pelaku UMKM”, kata Pirgianas Pemenang Pertama menjawab pertanyaan juri. “Bekas Bioskop Indra saya impikan sebagai pusat kegiatan seni dan budaya”, harapan Tiara Putri W, Pemenang Kedua lomba ini.
Hampir semua nominee, bersemangat menjawab dan kadang jujur tetapi jenaka saat merasa tidak memiliki pengetahuan lebih medalam dan cermat mengenai objek yang digambar beserta pesan yang hendak disampaikan. Sekadar contoh, saat ditanya sosok Tribuana Tunggadewi, dengan polos menjawab Tri Buana Tunggadewi adalah Ratu Mojokerto. Sontak seluruh hadirin yang tertawa-tawa. Juga saat dikomentari siapa ini guru IPS-nya, malah dijawab “Saya tidak pintar IPS!”
Dengan tetap santai, lantas juri menjelaskan betapa jaman dahulu di Mojokerto telah hidup nilai emansipasi dan egalitarianisme. Tribuana Tunggadewi adalah Ratu yang membangun landasan kejayaan Majapahit, yang kemudian diteruskan dan mencapai puncak kejayaan pada masa putra mahkotanya, Hayamwuruk. “Kau juga egaliter kan?”, tanya juri. “Siap, iya Pak!”, jawabnya.
Tak hanya itu. Di tengah kosmopolitanisme warga perkotaan, ternyata wawasan lokalita ikut dijadikan menu oleh panitia. Selain hadiah uang tunai dan sertifikat bagi pemenang, berpuluh cendera mata pun diterima secara bergantian oleh para hadirin yang menjawab dengan benar pertanyaan seputar Kota Mojokerto.
Kreativitas dan humanitas, semoga membekas dan menjadi kompas di tengah luapan mesin-mesin cerdas. Begitu harapan Cak Sandi, sebelum membuat video pendek sebagai ucapan terimakasih kepada NR Kopi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko