SIDOARJO, Tugujatim.id – Di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, memang banyak warga yang mengalami kesulitan ekonomi. Hal itu membuat potensi kriminalitas pun meningkat. Salah satunya Polresta Sidoarjo mengungkap pelaku kasus begal sadis pada Rabu sore (28/07/2021).
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro menjelaskan, Satreskrim Polresta Sidoarjo mengungkap kasus begal sadis yang terjadi di Desa Tambak Rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
Pelakunya berjumlah 4 orang, satu orang di antaranya berhasil ditangkap dan 3 lainnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Pelaku yang tertangkap berinisial RN, warga Desa Krangan Barat, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan.
“Pelaku ini sudah berkali-kali melakukan aksi begal sadis yang meresahkan masyarakat. TKP-nya ada di Sidoarjo, Surabaya, dan Madura,” ujarnya, Kamis sore (28/07/2021).

Dia melanjutkan, kejadian terakhir berlangsung di Jalan Perintis RT 3, RW 8, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Ketika korban YN meninggalkan sepeda motor yang tengah diparkir dan masuk ke sebuah tempat servis komputer. Tak berselang lama, ada 2 orang yang tidak dikenal masuk dan hendak mengambil motornya menggunakan kunci T.
YN sempat mempertahankan motor miliknya, tapi korban dibacok menggunakan celurit oleh salah satu pelaku. Mereka pun membawa lari sepeda motor milik korban.
“Para pelaku ini tidak segan untuk melukai para korbannya dengan menggunakan senjata tajam (sajam),” tambahnya.
Untuk barang bukti yang diamankan dari pelaku berupa dua unit sepeda motor, satu buah celurit, dan satu buah kunci T. Pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.