Tugujatim.id – Pandemi Covid-19 yang belum usai memanggil semangat solidaritas setiap elemen bangsa hingga diaspora Indonesia di Australia. Mitra Sunda Western Australia turut memberi dukungan dalam bentuk materiil dan nonmateriil untuk masyarakat di Indonesia melalui penggalangan dana. Aksi sosial sudah berjalan sejak tahun lalu. Hingga pada 2021, dibentuklah program Bantu Bernapas. Penghimpunan dana berhasil menyalurkan hingga Rp 70 Juta untuk penanganan covid-19 di Indonesia.
Kegiatan pengumpulan dana bekerja sama dengan pengusaha kuliner Indonesia di Perth yang dikoordinasi oleh Ibu Ade Scaf dan Bapak Willy Yong. Berbagai jenis makanan khas Indonesia yang dibuat di Perth dijual, dari tempe yang diproduksi Ibu Erla, siomay khas buatan Ibu Renatta, dan cendol yang dibuat Ibu Cecil.
Tantangan demi tantangan dihadapi dengan senyum. Meski cuaca dingin dan hujan, tidak menyurutkan semangat berbagi Ibu Dewi Winarto, salah seorang sesepuh Indonesia yang berdomisili di Australia Barat, untuk bergegas mengirimkan makanan ke beberapa lokasi. Di tempat lain, Ibu Ade Scaf, pengusaha kuliner WarungAde, sejak pukul 3 pagi terjaga untuk mempersiapkan perlengkapan pengiriman makanan ke berbagai wilayah. Terdapat 9 wilayah pengiriman, hingga paling jauh lebih dari 30 KM jaraknya.

“20% dari pendapatan harian akan dikirimkan untuk membeli perlengkapan fasilitas isolasi mandiri di Indonesia” ujar Ibu Yani, bendahara Mitra Sunda Western Australia yang pagi itu juga berjibaku seorang diri mengirimkan produk di satu area. Sedangkan, Ibu Tunjung mengalokasikan 50% dari pendapatannya untuk berkontribusi membantu penggalangan dana.
Berbagai Latar Belakang Ikut Ambil Peran
Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan warga Indonesia dari berbagai latar belakang. Bahkan praktisi dan profesional turut mengambil peran. Contohnya saja Budiman dan Anshori yang berkecimpung di dunia pertambangan, Mita seorang microbiologist, dan Fency Waraswaty, praktisi akuntan di real estate.
“Akan ada aktivitas lainnya yang terus dilakukan karena animo untuk berkontribusi dari komunitas Indonesia di Australia sangat besar. Program ini hanyalah salah satu bagian dari program solidaritas yang dilaksanakan komunitas Indonesia di Australia,” jelas Jeni sebagai salah satu motor Satgas Bantu Bernapas di Australia Barat.
Program Bantu Bernapas pertama kali dirilis tanggal 18 Juli 2021, sebagai bagian dari upaya penghimpunan dana dari warga negara Indonesia di Australia Barat. Gerakan ini turut didukung oleh kolaborasi berbagai komunitas yang ada di Indonesia, yaitu Pondok Inspirasi, Pemimpin ID, Indorelawan, Semua Murid Semua Guru, Everidea Education, ITB Motherhood, Aksara, Mari Berbagi Seni, Rumah Amal Salman, Deeptech.id, Warga Bantu Warga, dan Ibu Profesional.
Kegiatan Bantu Bernapas mendorong penggalangan dana, membuka kesempatan untuk menyediakan Rumah Isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19, mengkampanyekan vaksinasi hingga membantu penguatan mental tenaga medis dan pasien Covid-19.
Bantu Bernapas bukan hanya soal dana, tetapi menularkan semangat dan optimisme untuk saudara di Indonesia yang terdampak tingginya kasus Covid-19. JIka kita tangguh, kita akan membawa Indonesia menang bersama.
Indah Prima Desi
Penulis merupakan member dari Pondok Inspirasi