JEMBER, Tugujatim.id – Ratusan tenaga kebersihan dengan status honorer di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember telah dirumahkan sejak 4 Februari 2025.
Kepala Dinas DLH Jember Sugiyarto menjelaskan secara rinci jumlah tenaga honorer yang dirumahkan mencapai 336 orang. Mereka sebelum dirumahkan bertugas sebagai tenaga kebersihan.
“Ada 306 penyapu jalan dan 30 orang tenaga administrasi. Jadi sampah yang ada di tepi jalan saat ini tidak ada yang menyapu,” ujar Sugiyarto saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Jumat (07/02/2025).
Baca Juga: Jaring Bibit Atlet Berprestasi, SH Terate Tuban Gelar Kejuaraan Pencak Silat 2025
Tumpukan sampah yang berserakan di berbagai jalan biasanya dikumpulkan di depo atau tempat pembuangan sementara (TPS) sebelum akhirnya diangkut petugas ke tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, dengan banyaknya petugas yang dirumahkan, sementara ini pengangkutan sampah dikelola oleh aparatur sipil negara (ASN).
Dia menambahkan, dampak dari penumpukan sampah yang tidak tertangani belum tampak signifikan. Meski demikian, dalam waktu sekitar sepuluh hari, sampah-sampah tersebut dapat menimbulkan aroma tidak sedap.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk secara mandiri menjaga kebersihan lingkungan, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya. Hingga saat ini, pihaknya mengaku belum dapat memastikan langkah konkret untuk menangani sampah yang tersebar di berbagai titik, khususnya di pusat kota.

“Peraturan tersebut melarang penyusunan kontrak dengan tenaga non-ASN. Namun, apabila presiden mengeluarkan kebijakan baru yang mencabut larangan itu, tidak menutup kemungkinan tenaga kebersihan akan kembali dipekerjakan,” jelas Sugiyarto.
Sementara itu, Kepala UPT Tempat Pembuang Akhir (TPA) Pakusari Jember Muhammad Masbut mengatakan, dua hari setelah dirumahkannya para pekerja honorer yang menyapu jalan membuat sampah yang masuk ke TPA menjadi berkurang. Sebanyak 4 ton pengurangan jumlah sampah yang masuk ke TPA Pakusari.
“Sampah yang masuk itu menjadi 192 ton sampah, padahal biasanya jumlahnya mencapai sekitar 196 ton setiap hari,” kata Muhammad Masbut.
Baca Juga: Buntut Kasus Pencabulan Anak, DPRD Surabaya Soroti Lemahnya Pengawasan Pemkot pada Panti Asuhan
Dia mengaku, karena tidak adanya petugas kebersihan jalan dengan terpaksa sampah yang ada tidak diangkut. Masbut menyatakan, jumlah petugas kebersihan di Jember yang berstatus ASN masih sangat terbatas.
Hal ini menyebabkan sampah sering kali terlihat berserakan, mengingat banyaknya penyapu jalan yang sedang tidak aktif. Selain itu, sejumlah sopir armada pengangkut sampah pun turut terpengaruh karena diberhentikan sementara.
Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini tugas mengangkut sampah yang terkumpul di depo atau TPS diemban oleh tenaga ASN. Menurut dia, jika situasi ini dibiarkan terus menerus, Jember berpotensi mendapatkan citra sebagai kota yang kumuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Diki Febrianto
Editor: Dwi Lindawati